Semua Bab REINKARNASI PENDEKAR IBLIS: Bab 31 - Bab 40
78 Bab
Bab. 31 Tetua Termuda
Sudah tiga hari Lu Fei dan Pang Lu berada di bawah sana. Ini saatnya mereka naik ke atas. Pang Lu sudah pulih dan bisa naik sendiri. Sedangkan, Lu Fei sudah mempelajari lagi kitab Iblis Pemakan Jiwa miliknya. Saat pagi hari, mereka pun naik ke atas. Saat ingin naik, Pang Lu melirik tajam ke arah Pang Lu. Dia masih kesal kepada Pang Lu yang menjadikan dirinya sebagai umpan. Itu sangat tidak bisa diterima. "Ayo!" ajak Lu Fei.Dia pun memanjat naik ke atas. Saat yang sama, Pang Lu pun ikut naik ke atas. Dia hanya sedikit di belakang Lu Fei. Setelah memanjat sangat lama, akhirnya mereka berhasil naik ke atas. Mereka langsung pulang ke rumah Lu Fei. Saat tiba di sana, tidak ada yang terlihat khawatir, itu membuat Pang Lu heran. "Kenapa kalian terlihat santai? Kami menghilang cukup lama.""Ah, kalian ke mana saja? Kami mencari-cari kalian."Mereka pun pura-pura panik. Akting mereka sangat buruk. Pang Lu yang melihat itu, dia menggeleng kecewa. Pang Lu membalik badan dan masuk ke dalam gub
Baca selengkapnya
Bab. 32 Air Kencing Surga
Shi Cun berguling-guling kesakitan. Nie Li ingin membantu, tetapi Lu Fei tidak mengizinkannya. Nie Li hanya melihat sambil berharap kalau teman baiknya Shi Cun baik-baik saja. Nie Li juga yakin kalau Lu Fei tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepada Shi Cun. Dia percaya itu. "Bantu aku!" pinta Lu Fei. Nie Li dan Yang Jie sudah siap membantu. "Pegang kedua kaki dan tangannya!" Keduanya melakukan apa yang Lu Fei minta. Sesaat kemudian Lu Fei mengalirkan qi ke lima jarinya. Dia duduk di atas tubuh Shi Cun. Lu Fei membuka baju bagian perut Shi Cun. Dia fokus menatap ke arah perut Shi Cun. Lu Fei tidak ingin melakukan kesalahan dan malah merusak meridian Shi Cun. Lu Fei menarik napas dan menghebuskannya dengan lembut.Teeesh!Lu Fei pun memukul perut Shi Cun dengan kelima jarinya. Setelah itu dia memutar jarinya dan menarik kembali tangannya. Sebuah asap hitam keluar dari perut Shi Cun. Lu Fei melakukan gerakan dan mengepelkan tangannya. Buuuk!Kali ini Lu Fei emukul perut Shi Cun
Baca selengkapnya
Bab. 33 Jiwa Muda Yang Liu
Lu Fei sudah menjadi tetua dan pengurus gedung alkimia. Dia mendapatkan banyak batu qi. Jatah bulanan Lu Fei sebagai tetua saja, dia mendapatkan 300 ribu batu qi. Itu hanya Bayaran pokok saja. Kalau Lu Fei menyelesaikan misi, dia akan mendapatkan lebih banyak. Ketika guru, murid, atau siapa pun di bawah dirinya menyelesaikan misi. Lu Fei juga mendapatkan persenan. Dia akan mendapatkan 5% dari setiap misi orang di bawah dirinya. Satu lagi sumber pemasukan Lu Fei yaitu dari hasil penjualan dari gedung alkimia. Setiap bulan, dia akan mendapatkan 10% dari keuntungan bersih gedung alkimia. Itu sangat besar kalau hasil penjualan Gedung alkimia semakin besar. Itulah kenapa Lu Fei meminta menjadi kepala gedung alkimia. Dia juga tetua pertama yang menjadi pengurus gedung alkimia setelah 200 tahun belakang. "Sekarang saatnya berangkat!" ucap Lu Fei dengan semangat.Dia akan pergi dan sudah mendapatkan izin. Yang akan ikut dengan Lu Fei adalah Yang Liu. Dipilihnya Yang Liu membuat Nie Li prote
Baca selengkapnya
Bab. 34 Dia Bukan Manusia
Beberapa orang itu bangun. Mereka berdiri menghadap ke arah Yang Liu. Mereka semua berbadan sangat besar. Dua kali lebih besar dari tubuh Yang Liu. Dan lagi mereka semua berotot besar. Yang Liu hanya terlihat sangat mungil di hadapan mereka. Tatapan mereka tajam. Yang Liu menatap balik. Dia tidak takut. "Bocah, kau membantak kami?" "Pergilah! Kalian hanya membuat Kekacauan di sini," tegur Yang Liu. Wuuushhh! Baaaangggg!Satu pukulan yang sangat kuat mengenai Yang Liu. Yang Liu terpental sampai keluar dari rumah makan itu. Dinding rumah makan itu hancur oleh benturan tubuh Yang Liu. Dua pria besar berjalan ke arah luar. Mereka akan memukul Yang Liu. Mereka berdua berada di tahap True foundation. Lebih kuat daripada Yang Liu yang masih berada di tahap core foundation. "Bocah itu ... Dia kira dia adalah pahlawan. Dia kira kalau melakukan itu akan membuatnya terlihat keren. Sangat lucu," ejek salah satu dari kelompok itu. "Kalian yang lucu."Dia menoleh. Terlihat Bu Chan yang mengata
Baca selengkapnya
Bab. 35 Benda Hitam Aneh
Rekan pria besar itu ikut membantu. Lu Fei semakin terdesak, tetapi anehnya Lu Fei tetap terlihat biasa saja. Dia babak belur, tetapi anehnya luka di tubuhnya tidak ada. Luka yang Lu Fei dapatkan terlihat menghilang. Sangat tidak masuk akal. Pria besar itu tidak yakin dengan apa yang dia lihat. "Bos, punggungmu," ucap bawahan pria besar itu. Pria itu melompat mundur. "Apa?" Dia bingung. Cuma setelah medengar perkataan bawahannya. Entah kenapa dia merasa ada yang aneh di punggungnya. Seperti ada yang menggeliat. "Ada cacing hitam di punggung mu, Bos!""Cacing?"Dia langsung menyentuh punggungnya, tetapi tidak bisa. Badan Pria itu terlalu berotot. Dia tidak bisa mencapai punggungnya sendiri. Terpaksa bawahannya yang mengecek itu. Saat benda hitam itu ditarik. Pria itu menjerit. Dia merasakan tubuhnya seperti terbakar. Rasa pedih yang luar biasa dia rasakan. "Hentikan!" "Tapi bos, itu menggorogoti tubuhmu.""Biarkan saja! Kita bunuh bocah itu lebih dulu."Bawahannya mengangguk. Mere
Baca selengkapnya
Bab. 36 Siluman Ular
Lu Fei dan Yang Liu masih akan berada di desa itu selama dua atau tiga hari lagi. Setelah itu baru mereka akan melanjutkan perjalanan mereka. Yang Liu dibiarkan untuk tetap beristirahat lebih dulu. Dia tidak diperbolehkan terlalu banyak bergerak agar pemulihan Yang Liu bisa berlangsung lebih baik. Sedangkan, Lu Fei berkeliling desa itu. Dia hanya ingin melihat-lihat saja. Tidak ada yang spesial. Lu Fei hanya sedang bosan. Entah kenapa dia bosan berlatih. Dia ingin menyegarkan pikirannya. Terlihat beberapa orang bekerja dengan giat. Jumlah penduduk desa itu hanya ada 134 orang dan yang menjadi cultivator hanya seperempatnya. Sisanya hanya orang biasa. Ada yang tanpa sadar menerobos ke tahap paling dasar. Karena itu terjadi spontan, dia tidak tahu. Dia menjalani hidup layaknya manusia biasa. "Tidak ada yang berbakat di sini," keluh lu Fei. Dia agak kecewa karena tidak ada yang bisa diajak menjadi salah satu bagian dari kelompok yang dia buat. Lu Fei mengangkat kedua bahunya. Dia suda
Baca selengkapnya
Bab. 37 Monster Bisul
Siluman Ular itu pun dikalahkan oleh Lu Fei. Dia hanya perlu menusuk jantung ular itu dan siluman ular itu pun terbunuh. Hanya saja saat melakukan itu, Lu Fei tidak merasa lega. Entah kenapa firasat buruknya masih ada di dalam hatinya. Lu Fei pun berjalan ke arah luar, tetapi dia mendengar siluman ular itu tertawa. Terbahak. Lu Fei menoleh ke belakang. "Kau melakukan kesalahan bocah. Kau melakukan kesalahan fatal telah membunuhku," ucap siluman ular itu. Lu Fei tidak paham. Dia mengabaikan siluman ular itu dan naik ke lantai atas. Di sana Lu Fei bertemu dengan para penjaga desa. Saat melihat Lu Fei yang berhasil keluar, mereka terlihat sangat ketakutan. Mereka langsung berlari menjauh dari Lu Fei. Lu Fei memiringkan kepalanya, dia bingung. Heran. "Apa yang terjadi?" Lu Fei menggaruk kepalanya. Itu adalah rumah kosong milik kepala desa. Biasanya rumah itu dijaga oleh banyak orang, tetapi setelah penjaga tadi berlari. Rumah itu langsung kosong. Hari sudah pagi, entah kenapa. Lu Fei
Baca selengkapnya
Bab. 38 Misteri Makhluk Bisul
Lu Fei bahkan sampai menunda kepergiannya dari desa itu. Dia akan mencari tahu dulu tentang monster bisul yang terus mengikuti dirinya. Dia menemukan kalau monster itu pertama kali muncul sejak dia keluar dari ruangan bawah tanah di salah satu rumah milik kepala desa. Lebih tepatnya saat dia pertama kali membunuh siluman ular sebelumnya. Kepala desa tahu kalau ular itu di sana sengaja dibawa ke sana untuk menjadi inang baru makhluk aneh itu. Kepala desa pura-pura dan akhirnya siluman ular itu terpancing. Pada akhirnya makhluk itu bisa menjadikan ular itu sebagai inangnya. "Dari mana asal monster ini?" tanya Lu Fei. Kepala desa menggeleng kan kepalanya. "Aku tidak tahu. Sungguh." Dari wajahnya. Lu Fei tidak yakin kalau kepala desa itu jujur kepada dirinya. Lu Fei mendorong pisau ke leher kepala desa. Saat itu juga tubuh kepala desa itu menjadi panas. Dia keracunan. Hanya racun biasa, tetapi kalau tidak cepat diberikan obat penawar, maka kepala desa itu akan tewas. "Katakan semua y
Baca selengkapnya
Bab. 39 Mampir Ke sekte Pagoda Surga
Lu Fei dan Yang Jiu melanjutkan perjalanan mereka. Sepanjang jalan Lu Fei bercerita tentang masa lalu nya tanpa henti. Itu membuat Yang Jiu tahu sebera hebat Lu Fei di masa lalu. Dia semakin kagum kepada Lu Fei. Yang Jiu tidak berpikir akan menjadi Lu Fei atau mengejar Lu Fei. Dia sadar diri kalau dia kalah berbakat dari Lu Fei. Dia akan berusaha sebisa yang dia bisa lakukan. "Tuan Fei, aku ingin bertanya. Di masa lalu kau pernah jatuh cinta?" tanya Yang Jiu. "Tentu saja pernah. Hanya saja orang yan aku sukai terbunuh. Dia dibunuh oleh orang yang tidak menyukaiku. Sejak saat itu, aku tidak pernah mencintai wanita manapun. Aku tidak ingin merasakan sakit hati lagi. Hanya saja aku tetap menjalani hubungan dengan beberapa wanita, tetapi bukan berdasarkan cinta. Aku hanya ingin hiburan," jelas Lu Fei. Yang Jiu tidak menyangka kalau pengalaman cinta Lu Fei buruk. Itu membuat Yang Jiu tidak tahu harus mengatakan apa. Dia bingung harus menjawab apa. Keadaan pun sunyi dan canggung. Tidak a
Baca selengkapnya
Bab. 40 Kriteria Calon Suami
Bu Mei Yin kaget mendengar ada utusan dari sekte Bintang Berpijar. Tidak ada pemberitahuan sama sekali. Padahal mereka biasanya memberitahukan dulu kalau ada pertemuan. Ini aneh, tidak ada pemberitahuan sama sekali. Meski, begitu Bu Meiyin tidak akan menolak ini karena ada medali pengenal dan itu asli bukan palsu. "Biarkan mereka masuk!" ucap Bu Meiyin. Pintu dibuka. Saat itu dua orang masuk. Keduanya masih sangat muda. Bu Meiyin tidak tahu yang mana diantara mereka yang menjadi seorang tetua. Terlalu muda untuk menjadi tetua. Bu Meiyin mulai ragu kalau kedua orang ini benar-benar adalah seorang tetua. Tidak bisa dipercaya kalau mereka adalah tetua atau salah satunya adalah tetua."Siapa kalian? Jangan bercanda denganku! Aku tidak punya waktu sebanyak itu untuk meladeni seorang pembohong," keluh Bu Meiyin. "Kenapa kau meragukanku? Aku sudah memberikan tanda pengenalku dan di sana juga tertulis namaku yaitu Lu Fei. Meragukan medali pengenal seorang tetua adalah sebuah penghinaan unt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234568
DMCA.com Protection Status