Semua Bab Perjanjian Panas dengan Bos Arogan: Bab 21 - Bab 30
60 Bab
Chapter 21
Maksud Aluna makan di luar adalah makan di depan sebuah minimarket. Mereka berada di bangku depan sebuah minimarket. Untungnya di depan hotel ada satu minimarket yang buka 24 jam. Aluna dengan banyak snack yang memenuhi meja. Ethan yang hanya duduk diam sambil menyesap rokok. “Kau berbicara apa saja dengan Grace?” Ethan menghembuskan asap rokoknya ke atas. “Dia tahu aku bekerja di Winston. Aku hanya takut dia tahu kita…” lirih Aluna. Alis Ethan terangkat satu. “Memangnya kalau tahu kenapa?” “Hubungan kalian..” Aluna ragu untuk mengatakannya. “Aku takut membuat hubungan kalian hancur.” Ethan justru tergelak. “Tidak ada kehancuran dari hubungan yang tidak pernah dimulai.” “Kalian terlihat serasi.” Aluna tersenyum. “Kalian cocok bersama. Grace sangat cantik dan kau—kamu, kamu juga tampan.” Ethan tersenyum miring. “Jadi sekarang kau mengakui aku tampan.” Mengangguk dengan percaya diri. “Thanks Aluna. Aku tampan dari dulu asal kau tahu.” Menatap Aluna. “Grace dan aku hanya
Baca selengkapnya
Chapter 22
Ethan meremas pinggang Aluna. “Jika kau rindu denganku yang dulu aku bisa menunjukkannya.” Aluna menggeleng dengan gugup. “Tidak usah. Aku suka kamu yang baik seperti ini.” “Aku hanya takut kau jatuh cinta denganku yang baik seperti ini.” Ethan tersenyum miring. Mengambil ciuman cepat di leher Aluna sebelum kembali duduk tegak seperti tidak terjadi apa-apa. Aluna menghela nafas. “Jika kamu tahu aku tidak memberitahukan perbuatan kalian, kenapa kamu tetap membuliku?” tanyanya. “Karena aku ingin. Aku bosan dan aku butuh hiburan. Itu kenapa aku menjadikanmu bahan bulian." Ethan menatap Aluna dari samping. “Tapi bukankah itu tidak termasuk bulian? Aku hanya menyuruhmu. Aku tidak pernah menyakitimu.” Aluna mengernyit. Mendadak snack yang terlihat lezat untuk dimakan, terasa hambar. Aluna terdiam sebentar. “Pembuli tidak akan merasakan apa yang dirasakan korbannya,” lirihnya. Waktu itu 7 tahun yang lalu. Aluna seperti seenggok sampah. Tidak ada orang yang mau mendekat ataupun be
Baca selengkapnya
Chapter 23
“Gak perlu.” Tegas Ethan. Mendorong tubuh Bobby sampai terjungkal dan hampir tercebur ke dalam kolam. “Ethan anjingg!!” marah-marah Bobby. Ethan menunduk—menempelkan bibirnya dengan bibir Aluna. Memberikan gadis itu nafas buatan hingga Aluna tersedak dan mengeluarkan air. Aluna menepuk pelan dadanya. Tubuhnya menggigil. Aluna hanya dapat melihat Ethan yang berada di hadapannya. “Drama.” Ethan melepaskan Aluna. Aluna meneteskan air mata. Dirinya hampir mati dan Ethan bilang dirinya drama? Ethan pergi bersama teman-temannya meninggalkan Aluna. Sebelum itu ada laki-laki yang mendekatinya. “Sudah jangan menangis. Minum susumu saja.” Bobby memberikan susu itu pada Aluna. “Ethan yang menyelamatkanmu. Dia sebenarnya tidak terlalu jahat.” Aluna hanya diam saja. Menatap susu yang ditaruh Bobby di depannya. Aluna sesenggukan dengan tangisnya. Tubuhnya menggigil—pada akhirnya dirinya sendirian. Bersama dengan penderitaannya yang sekaan tidak pernah ada habisnya. Ingatan it
Baca selengkapnya
Chapter 24
“Aku tidak tahu kau asisten Ethan.” Grace mengulurkan tangan. “Aku Grace, tunangan Ethan.” Aluna tidak tahu apapun tentang kehadiran Grace sekarang. Wanita cantik itu sekarang berdiri di hadapannya sambil mengulurkan tangan. Aluna menyambut uluran tangan Grace. “Aluna, Miss.” “Kenapa kemarin kau ada di restoran yang sama dengan Ethan?” pertanyaan Grace yang penuh selidik.Deg!Pikiran Aluna mendadak kosong. “Sa-saya.. ada pekerjaan sebentar miss.”Tak lama Grace mengangguk. “Ethan memang sibuk. Pantas saja dikejar karyawannya.” “Karena kita sering bertemu. Mungkin kita bisa berteman.”Berteman? Bagaimana bisa?! Jerit Aluna dalam hati. Aluna tersenyum canggung. “Tapi saya seperti ini, Miss—” Aluna menggeleng. “Maksud saya, saya hanya pegawai. Saya tidak pantas berteman dengan anda.” Grace mengernyit—tubuhnya maju ke depan. Dengan kedua tangan yang bertopang pada meja. “Aku tidak masalah berteman dengan siapapun.” Grace mundur. “Apa kau tidak ingin berteman denganku?” Grace men
Baca selengkapnya
Chapter 25
Setelah terjadi kesalahpahaman yang ambigu itu—Grace dan Ethan berada di ruangan. Karena tujuan utama Grace memang itu, menemui Ethan tunangannya! Tapi entah bagaimana malah merumpi dengan Aluna. “Katakan tujuanmu apa?” tanya Ethan duduk di sofa dengan santai. Tanpa mau memandang Grace sedikitpun. “Sebagai perayaan ulang tahunmu, aku ingin jalan-jalan ke pantai. Kita juga harus menginap. Aku sudah menyewa Vila dan memberitahu teman-temanmu. Aku menyuruh mereka datang. Pokoknya kita harus ke sana.” “Apa?” Ethan mengernyit. “Kau melakukannya tanpa sepengetahuanku?” Grace mendongak. “Untuk merayakan ulang tahunmu, Ethan. Selama ini kau tidak pernah merayakan ulang tahunmu dengan benar.” “Sekarang kita harus merayakannya dengan benar.” Ethan menatap tajam Grace. “Siapa yang memberimu ijin untuk melakukannya?” “Siapa yang bilang mau?” tanyanya semakin tajam. “Ta-tapi Ethan, kita harus melakukan banyak hal supaya bisa saling menyukai.” Grace bangkit. Grace mengambil
Baca selengkapnya
Chapter 26
“Akh!” pekik Grace karena didorong Ethan menjauh. Ethan melirik Aluna sebentar sebelum mengusap bibirnya yang dicium oleh Grace. Sial dirinya merasa berdosa dicium oleh Grace!Aluna menunduk. “Maaf, Sir. Maaf tadi saya sudah mencoba mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Maaf saya langsung masuk karena ada berkas yang harus anda tandatangani.”“Mana berkasnya?” Ethan mengulurkan tangan meminta dokumen yang dibawa oleh Aluna. Aluna memberikan dokumen tersebut. “Aluna kau ikut denganku!” ucap Grace menggebu-gebu. “Kau ikut ke pantai, denganku, dengan Ethan dan teman-teman Ethan!” Ethan dan Aluna saling berpandang sebelum menjawab Grace bersamaan. “Tidak!” jawab bersamaan Ethan dan Aluna. “Kenapa….” Grace menghentakkan kakinya. “Aluna harus ikut. Katanya kau temanku sekarang.” Menunjuk Aluna. “Tidak.” Ethan melotot. “Aluna tidak boleh ikut,” ucapnya dengan garang. Grace semakin tidak terkendali. “Aku tidak mau pergi.” Bersendekap. “Pokoknya Aluna harus ikut!” teriaknya. Ethan
Baca selengkapnya
Chapter 27
Dengan penolakan Aluna, tidak membuat Ethan berhenti. Pria itu semakin gencar menggoda Aluna. Sepenuhnya—kemeja yang digunakan Aluna terlepas. “Sir..” lirih Aluna ketika jemari Ethan yang menyentuh titik sensitifnya di bawah sana. “Kau melupakan sesuatu Aluna,” bisik Ethan. “E-ethan..” lirih Aluna lagi. Desahannya semakin tidak bisa dikendalikan. Tubuhnya bergerak gelisah seiring dengan dorongan dari bawah pantatnya. “Jangan di sini,” Aluna menggeleng. “Tapi aku ingin.” Ethan mengangkat tubuh Aluna ke atas meja. “Bagaimana jika ada orang yang melihat?” “Aku sudah mengunci pintunya.” Ethan mengusap pipi Aluna. Dengan cepat menurunkan celananya. “I want you Aluna!” menarik tengkuk Aluna dan kembali mencium kembali wanita itu. Suhu udara di sekitar mereka seolah memanas. Membakar gairah mereka berdua. Aluna hanya bisa pasrah. Yang ia lakukan hanyalah menikmati atas apa yang Ethan lakukan padanya. “Shhht…” Ethan mengeram ketika miliknya sepenuhnya memenuhi mili
Baca selengkapnya
Chapter 28
Jantung Aluna hampir copot 1 jam yang lalu! Saat Victor mengetuk pintu ruangan. Untungnya Ethan dengan cepat menariknya bersembunyi di toilet. Fyuuh! Aluna kembali ke Apartemen setelah bekerja seharian di kantor. Ia membuka ponselnya—melihat foto Gio yang tengah bermain dengan anak-anak lainnya. “Dia terlihat bahagia.” Gio yang ceria meski tidak bisa bermain dengan bebas seperti anak yang lain. “Mama…..!” sapa bocah yang begitu riang. “Halo, sayang.” Aluna tersenyum. “Gimana kabar kamu?” “Mama kapan pulang? Gio kangen Mama..” Gio terlihat sedih. Dari raut wajah yang hanya dilihat dari layar telepon itu, membuat Aluna juga ikut sedih. “Akhir bulan Mama pulang. Kamu baik-baik ya di rumah. Jangan males makan sama minum obat.” Hanya berbicara dengan anaknya membuat Aluna merasa lebih baik. Aluna berusaha tegar dan bersikap baik-baik saja. “Mama, mama lelah?” tanya Gio. Aluna menggeleng. “Hanya lelah karena bekerja. Tapi Mama baik-baik saja.” Aluna membaringkan t
Baca selengkapnya
Chapter 29
Akhirnya waktu liburan sampai juga. Namun, Aluna tidak bisa pulang dulu karena diajak ke pantai oleh Grace. Aluna kira tidak banyak orang yang ikut. Ternyata, teman Ethan Wiliam dan Bobby juga ikut. Dua pria itu membawa wanita, yang entah memang kekasih atau sekedar wanita panggilan. Aluna mengangkat kopernya sendiri dari dalam bagasi. Berjalan menuju Villa yang digunakan mereka menginap. “Hei!” seseorang menyenggol bahu Aluna. “Tubuhmu besar, Bobby!” Aluna hampir saja terjungkal karena sapaan keras pria itu. Bobby tertawa. “Tubuhmu saja yang dari dulu kecil!” “Jangan ganggu aku jika kau tidak membantuku.” Aluna menatap horor Bobby. Aluna menyeret kopernya tanpa bantuan siapapun.“Aku penasaran.” Bobby berbisik. “Bagaimana kau akrab dengan Grace? Kau tidak takut?” Aluna terdiam sebentar. “Takut..” “Tapi aku tidak punya pilihan.” “Ethan bajingan memang,” umpat Bobby. Aluna mendengus. “Bukan hanya Ethan, tapi ka-li-an!” tekannya. “Aku tidak sebajingan Ethan,” balas Bobby.
Baca selengkapnya
Chapter 30
“Kenapa kamu di sini?” tanya Aluna sambil menatap sekitar. “Kembalilah ke kamar kamu. Grace pasti mencari kamu.” Ethan hanya diam sebelum melangkah dan menarik Aluna sampai masuk ke dalam kamar. “Ethan—” Aluna terserentak. Apalagi ketika ingin berbicara, Ethan telah mengunci pintu. “Ethan jangan sembarangan bertindak. Ada banyak orang di sini.” Aluna menghela nafas. Dirinya sungguh dilanda ketakutan! “Aku tidak peduli.” Ethan mendekat. Mengusap pipi Aluna. “Kau tahu apa kesalahanmu?” Aluna mendongak. “Tahu.” “Apa?” Ethan mendekat—membuat Aluna mundur sampai membentur tembok. “Aku mengobrol dengan Bobby. Tapi itu bukan kesalahan—” Aluna terdiam sebentar saat menyadari dirinya sepenuhnya berada di dalam kurungan pria itu. “Bobby teman kamu. Aku tidak mengobrol dengan pria lain, karena dia teman kamu. Dia juga tidak punya maksud lain selain hanya mengajakku bicara.” “Meskipun dia temanku, tetap saja kalian tidak boleh berbicara terlalu lama.” Ethan yang penuh dengan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status