All Chapters of Skandal Panas: Dari Musuh, Jadi Butuh: Chapter 21 - Chapter 30
34 Chapters
Bab 21. Di Mobil
Amalthea melirik ke arah samping kemudi di mana Orion tengah duduk sambil menyetir. Tujuan mereka adalah adalah kantornya. Namun, ada yang berbeda dari suasana mereka. Tak tahan, ia segera menelengkan kepalanya menghadap si suami.“Sshhh, mau sampai kapan kamu akan tetap mendiamkanku, Rion?” Ama memang suka sunyi, tapi akan berbeda jika di dekat Orion. Lelaki itu sudah mencekokinya dengan kerandoman dia. Jadi, akan sangat awkward jika mereka berada dalam satu mobil, duduk berdampingan, tetapi hanya saling diam. Ama tidak bisa dicuekin oleh Orion. Namun, pertanyaannya sama sekali tak mendapatkan tanggapan apa pun.Wah, hebat sekali lelaki brengsek di sampingnya itu.Ama menghela napas kesal saat tak mendapatkan jawaban apa pun dari Orion. “Yakh! Sebenarnya ada masalah apa sih, kamu sama aku, Rion?!” Wanita itu mulai kehabisan kesabaran.“Diamlah! Aku gak mau ngomong sama kamu!”“What!” Mata Ama membelalak tak percaya. “Seriously?” Lelaki itu hanya meliriknya sementara, lalu kembali
Read more
Bab 22. Pandai Akting
“Heol! Berani sekali wanita ular itu mengancamku!” Ama langsung memasukkan ponselnya ke dalam tas. Ia mendengkus sebal dengan menyandarkan satu sikunya ke jendela, sedangkan satunya lagi memegang bagian kepala.“Siapa yang udah buat istriku tercinta kesal di pagi hari? Hm!” Suara Orion di sampingnya membuat fokus Ama terpecah.“Ah, bukan siapa-siapa.” Ama mencoba tersenyum. “Cepat jalankan mobil ini! Aku harus ke kantor tepat waktu!”“Kau yakin?” Orion terdengar ragu, tetapi kakinya tetap menginjak gas sehingga mobil yang mereka tumpangi melaju bersama kendaraan lain di jalan raya.“Hem.” Ama berdeham. Ia tak mengatakan apa pun pada Orion tentang pesan dari Ameera. Bukan karena mau main rahasia-rahasiaan, melainkan ia merasa bisa menyelesaikan masalah keluarganya sendiri.Lalu, di sinilah Ama berada, kediaman orang tuanya. Setelah pulang dari kantor dan beralasan ada rapat di luar bersama klien kepada Orion, ia sudah berada di pintu menuju taman belakang.“Bagaimana bisa aku tertipu
Read more
Bab 23. Diancam Masuk bui
Ama sudah menghubungi Orion. Namun, lelaki itu berkata sedang berada di luar bersama dengan teman-temannya. Katanya, mereka sedang mendiskusikan masalah pernikahan Malik–teman sekolah sang suami.“Kenapa, Mal?” tanya Orion lagi di seberang telepon. “Apa kamu udah kangen dan memintaku untuk cepat pulang?” Ama mendengkus geli mendengar suara Orion yang begitu percaya diri. “Dalam mimpimu pun, seorang Ama tidak akan pernah merindukanmu. Cih! Enyahlah!” Setelah itu, Ama langsung memutuskan panggilan itu dan menyugar rambutnya. Ia melihat ke arah ponselnya yang menyala tanda ada panggilan. Ternyata Orion menghubungi balik. Namun, tak digubris olehnya.Ama mencibir, “kalau mau nongkrong mah nongkrong aja. Emang dia pikir dia siapa? Berani sekali memintaku untuk merindukannya!” Dirinya hendak berjalan menuju ruang kerja ayahnya, tetapi sebuah tepukan di bahu membuat ia berhenti..“Ama!”Ama menoleh. Wajahnya yang tadi kecut ketika berbicara dengan Orion, kini semakin masam. “Mau ngapain ka
Read more
Bab 24. Maksudnya?
Orion mematikan mesin mobil, lalu melihat ke arah rumahnya yang masih gelap. Lampu kamar dan lampu teras belum menyala, padahal ini sudah malam. Kepalanya meneleng sambil berdecak. “Apa Ama belum pulang?” Lelaki itu pun melihat ke arah jam tangannya, pukul 22.00 wib. Ia mendesis dengan kepala digelengkan. Sambil berjalan menuju pintu utama, ia berujar sendiri. “Apa dia lembur lagi, yah? Tapi, kayaknya gak, deh.” Baru saja ia berjalan 5 langkah, ponselnya berdering. Nomor istrinya memanggil. Bibir Orion pun tersenyum lebar.“Emang dasarnya jodoh, ya, begini. Gak bisa banget kalau dirasanin sedikit.” Lelaki itu terkekeh sebelum mengangkat panggilan tersebut. “Halo, Mal.” sapanya senang.“Permisi, Tuan. Apa benar ini adalah nomor suami dari Nona Amalthea?” Suara seorang pria di seberang telepon tertangkap indera pendengaran Orion.Kedua alis Orion terangkat naik. “Kok, laki-laki,” gumamnya. Ia pun langsung menjauhkan ponselnya dan melihat nomor yang tertera di sana. “Bener, kok, ini no
Read more
Bab 25. Wanita Sewaan
Pengaruh alkohol sudah hilang dan hanya tinggal mual, serta pusing. Ama menatap suaminya dengan sengit. “Selain menyebalkan dan tidak peka, kamu itu lelaki brengsek yang bisanya cuma bikin aku kayak orang bego!”“A-apa!” Orion terdiam beberapa detik sebelum kembali membuka mulut. “Aku gak ngerti sama apa yang kamu katakan, Mal. Jelas-jelas aku langsung ke kantor polisi setelah mendengar kabarmu–”“Aku di kantor polisi karena pria bajingan itu udah melecehkan ku, Rion!” Ama menggeram menahan diri. “Bukankah aku tadi sudah jelaskan ke kamu? Jadi, apa perlu aku menjelaskan lagi?”Orion langsung berjongkok dan menggenggam tangan istrinya. “iya aku tahu. Ok, aku minta maaf karena gak bisa jaga kamu, dan aku juga makasih banget karena kamu bisa menjaga dirimu,” jeda lelaki itu sebentar.Tiba-tiba, bibir Orion mencebik dan menatapnya dengan pandangan setengah kesal. “Kenapa kamu menendang kandung kemihnya pelan? Seharusnya, kamu buat saja dia tak bisa bangun sekalian?” Dia berkata dengan mua
Read more
Bab 26. Dibalik Kisah Kelam
“Kau gila, Amal!” Pria itu langsung seperti orang gila. Ia menggaruk belakang kepala dan berteriak tidak jelas. Setelah itu, kembali menatap Ama dengan pandangan kecewa.Ama menatap Orion dalam diam, lalu tersenyum menyeringai. “Anggap saja aku memang gila. Tapi, itu sudah jadi keputusanku. Jadi, jika kamu menginginkan anak maka aku akan menyewa wanita lain untuk– arghh, sakit, Rion!” Matanya mendelik lebar dengan bibir meringis kesakitan ketika tangannya dicengkram kuat oleh sang suami. “Yakh, lepas, Rion!” “Apa kau sedang bermain-main denganku, Amal?!” Pria itu terdengar mendesis, bahkan mata Orion terlihat menyeramkan sekarang. “Lepas!” Ama menatap tak kalah sengit. Pria itu seolah menulikan telinga dan terus saja menghimpitnya di bawah kungkungan. “Selama ini aku selalu diam menghadapi semua kerandomanmu, Amal. Tapi, untuk bagian ini,” jeda Orion dengan kepala digelengkan. “Kau sungguh-sungguh jahat, Ama!”“Tung–” Setelah itu, Ama merasa kosong. Tangannya yang sedari tadi dice
Read more
Bab 27. Tidur di luar
“Sayang. Kamu di mana?” Orion masuk ke dalam kamar dengan sedikit mengendap. Ia memutuskan untuk pulang daripada berada di luar dan beresiko diganggu oleh mbak Kunti. Bukan karena Orion takut, melainkan jaga-jaga saja. Bukankah tidak lucu jika cowok setampan Orion diganggu sama Mbak Kunti? Orion tidak takut, hanya kurang berteman saja dengan makhluk astralAkan tetapi, ketika ia menyusuri ruang tamu, ruang tengah, lanjut ke dapur, tapi tak juga ditemukan sosok istrinya. “Di mana Amal, yah?” Orion menggaruk belakang kepalanya. Akhirnya, Orion memutuskan langsung ke kamar. Namun, ia juga tidak menemukan siapa pun di kamar itu. Keningnya mengernyit dalam dengan kepala sedikit ditelengkan. “Apa aku melewatkan sesuatu?” Orion menghela napas lelah. Badan sudah terasa remuk hingga otaknya menyuruh tubuh untuk beristirahat. “Mungkin dia balik ke apartemen kali, yah?” gumamnya, “lebih baik aku biarkan dulu, deh. Sekalian buat nenangin diri.”Badannya benar-benar sudah menjerit minta diisti
Read more
Bab 28. Ngajak Mandi
Disaksikan oleh beberapa karyawan dan resepsionis, Ama dibuat tersenyum salah tingkah oleh tingkah Orion. Mata wanita itu masih tertuju pada sang suami yang sudah berdiri di hadapannya.“Rion,” panggil Ama sekali lagi. “Aku datang untuk meminta maaf atas semua kesalahanku,” ujar Orion dengan suara lirih.Ama sedikit menggelinjang geli lantaran tangan Orion yang tiba-tiba menyisipkan anak rambutnya ke belakang telinga. “Apa kita bisa bicara di ruanganmu, Amal?”Mata Ama mengerjap, lalu mundur sedikit sambil meremas buket bunga pemberian Orion. Ia berdeham dengan wajah dipalingkan. Rona Merta serta-merta mewarnai pipinya. “A-ku–”Belum selesai Ama bicara, suara sekretarisnya memanggil dari belakang bahu. “Bu Ama, kita harus rapat sekarang juga! Semua anggota sudah berada di ruangan,” beritahu perempuan berusia 27 tahun itu.“Ah!” Ama gelagapan. Wajahnya melihat Orion dengan perasaan bersalah. Di satu sisi, ia ingin bicara dengan sang suami. Namun, pekerjaannya juga tidak bisa ditinggal
Read more
Bab 29. Masih Ada Waktu
“AMALLLLL!” “Bwahahaha!” Ama tertawa begitu keras melihat suaminya terjatuh menggelinding ke lantai. Ama membungkuk, memegang perut karena tak tahan melihat suaminya yang begitu lucu.Perutnya benar-benar terasa dikocok. Setelah tadi diberi makanan, kini ia harus tertawa puas. Ama menepuk sofa saking ‘geget’ nya ia melihat tingkah random Orion. Pria itu segera bangun dari lantai dan menatapnya dengan bibir cemberut. “Kenapa kau malah menertawakanku, Mal? Kamu, kan, harusnya menolongku!” “Sorry, sorry!” Ama berusaha menghentikan tawanya. Namun, kejadian itu terlalu funny hingga membuatnya kembali terkikik. “Wait-wait-wait! Perutku sakit banget, nih gegera kamu, Rion!” Dengkusan keras baru saja terdengar dari hidung bangir suaminya. “Kau terlihat begitu senang melihat suamimu tercinta sengsara? Huh!” Pria itu menepuk tangannya yang kotor karena tak sengaja kotak makanan ada yang jatuh bersamanya.Ama menggeleng sambil mengulum senyum. “Astaga.” Wanita itu mencoba menarik napas, lal
Read more
Bab 30. Kakak Tiri Tidak Tahu Diri
“Bodoh!” “Huh?” Ama mengernyit bingung ketika lelaki itu mendorong tubuhnya pelan. Pelukan itu sudah tak ia rasakan lagi berganti sentilan di keningnya. “Yakh!” Ia menatapnya protes.“Tak peduli apa yang akan terjadi dalam rumah tangga kita. Jika memang Allahmenakdirkan kita tanpa anak, aku gak masalah, Amal. Selama itu denganmu, kita bisa ciptakan kebahagiaan sendiri.”Ama menatap mata Orion. Ia mencari kebohongan, ataupun kejahilan yang biasa dilakukan oleh sang suami. Namun, lelaki itu terlihat jujur hingga membuat sesuatu di dalam dirinya tersentil. Ama benci perasaan ragunya sekarang? Hatinya semakin mudah goyah semenjak mengenal Orion. Namun, ia segera menghapus keraguan itu agar dinding yang ia coba bangun selama ini tidak runtuh.Ama tidak boleh goyah.Pokoknya katakan tidak pada anak.“Baikah. Kita lihat saja nanti!” tantang Ama. Wanita itu lalu mendorong tubuh Orion. “Udah sana balik kamu ke kantor! Mau jadi apa perusahaanmu jika punya bos tapi malah keluyuran di jam kerj
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status