Share

87. Pov Brian

Orchard Road, Singapore. (Pov Brian)

BOULEVARD itu dipenuhi orang berlalu lalang dengan urusan mereka masing-masing. Di kiri kanan, mudah ditemui kios barang mahal super branded–dari seluruh dunia. Mulai dari sepatu, jam tangan, tas, kacamata, semua bisa ratusan jut ajika diukur dengan mata uang Indonesia–rupiah. Sementara langit malam tampak malu-malu menunjukkan beberapa titik bintang.

“Kau mau apa, Mel, pilihlah.”

Mel menggeleng. Tak biasanya ia menolak jika aku menawarkan barang mewah. Padahal ia yang selalu meminta, merengek-rengek. Tatapan mata Melia seperti tiada berminat pada semua barang mewah dari awal hingga ujung boulevard. Kami berbalik dan kembali melihat-lihat, namun Melia tetap menggeleng saat kutawari, hanya menggamit tanganku erat.

“Yang aku mau hanya bersama kau, Bang. Aku takut kita berpisah lagi.”

“Kalau itu tiada yang tahu, Mel. Takdir Tuhan susah ditebak.”

“Ayo pulang dan jemput Diko.”

“Kau yakin, Mel?”

Melia mengangguk. Usia kami terpaut cukup jauh. Ia baru mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status