Share

Bab 20

Kinan duduk di kursi teras karena kelelahan, walaupun tadi disambung naik mobil, tetapi tetap saja dia berjalan cukup jauh. Rumah begitu sepi. Sepertinya Ningsih dan Hendro sedang beristirahat. Kinan tak tega untuk mengganggu. Akhirnya dia putuskan untuk istirahat di luar.

Dia menggerutu saking kesalnya pada sang suami.

“Baru sehari jadi suami, udah kayak gitu. Nyebelin banget jadi orang. Maen tinggal aja. Kulaporin Ibu Za baru tau rasa.”

Angin sepoi-sepoi menerpa wajah cantiknya yang polos tak ber-make up. Lama-lama Kinan pun ketiduran dengan posisi duduk bersandar. Untung saja halaman rumah itu teduh karena ada pohon mangga yang cukup tinggi.

Entah berapa lama dia tertidur saat sebuah teguran membangunkannya.

“Kinan, kenapa kamu malah tidur di sini?” suara itu terdengar lembut, diiringi sentuhan di bahunya. Kinan mengerjapkan matanya. Terlihat wajah Ningsih menatapnya heran. Kinan tersentak kaget karena masih belum sadar sepenuhnya.

“Ne-nek?” ucapnya sambil menggosok matanya dengan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status