Share

Bab 94

“Heei, tunggu, jangan tutup dulu. sebentar saja, tolong!” ujar Albany menangkupkan tangannya di dada.

“Tokonya sudah tutup, Mas. Donatnya juga sudah habis,” ucap si pegawai toko.

Bahu Albany langsung meluruh. Tubuhnya terasa lemas. Usaha yang sia-sia. Yang lebih penting lagi, dia merasa berdosa pada sang istri yang sedang ngidam.

“Sama sekali nggak ada lagi, Mas?” tanya Albany dengan tatapan memohon. “Satuuuu, aja,” ujarnya menjentikan satu jarinya.

Pegawai toko donat itu terlihat kasihan pada Albany yang tampak memohon.

“Istri saya sedang ngidam, Mas. barangkali ada satuuuuu aja, sisa donatnya,” ujar Albany lagi memelas.

“Sebenarnya kalau yang untuk dijual sudah habis. Saya tadi kebetulan nyisain beberapa potong untuk dibawa pulang buat anak saya,” ujar penjaga toko itu.

Mata Albany langsung berbinar.

“Apa saya boleh membelinya? Berapa pun, saya beli. Saya mohoon, kasihani istri saya,” ujar Albany.

“Iya, tidak apa-apa. Ambilah. Anak saya sudah sering makan donat. Mungkin besok-besok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status