Share

Bab 93

“Pantas saja Albany beli makanan sebanyak ini. Ternyata ada yang ingin dirayakan,” ucap Ningsih mengelus pelan pundak menantunya.

“Ibu hamil harus banyak makan. Ayo, sini.” Albany menarik sebuah kursi makan dan menyuruh Za duduk di sana bersebelahan dengannya.

Jika biasanya Za yang akan mengambilkan makanan untuk dia, kali ini justru Albany yang mengambilkan makanan untuk istrinya.

“Haaa.” Albany menyodorkan sesuap nasi beserta lauknya.

“Iih, Mas, aku kan, bisa makan sendiri, nggak perlu disuapin juga,” tolak Za merasa tak enak dilihat oleh kedua mertuanya.

“Biar banyak makannya. Pokoknya sepiring ini harus habis.” Albany memaksa.

“Tapi, Maaas.”

“Tidak ada tapi-tapian. Haa, buka mulutmu!” ujar Albany kembali memaksa. Walaupun dengan wajah cemberut, Za akhirnya membuka mulut.

Ningsih mengulum senyum melihat kelakuan sang putra yang memaksa istrinya untuk makan.

“Udah, Mas. Aku kenyang ini,” tolak Za setelah suapan yang ke sekian.

“Ini bukan buat kamu, Sayang, tapi buat Adek Bayi.” Alb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status