Share

Bab 92

“Kok kamu ketawa-ketawa, Sayang?” tanya Za saat melihat suaminya yang terbahak di dekat jendela.

“Biasa, ngerjain orang belok,” ucapnya datar.

Za mendekat dan memeluk sang suami dari belakang. Menikmati bau harum dari tubuh orang yang sangat dicintainya.

“Kamu membangkitkan sesuatu,” ucap Albany mengatur deru napasnya.

Za tersenyum. Justru itu yang diharapkan.

“Aku tidak akan membiarkan orang lain memilikimu,” ucapnya lirih.

**

Hari kelima yang Za ingat jika dia sudah terlambat datang tamu bulanan. Diam-diam dia mengambil alat tes kehamilan dari laci meja dan membawanya ke kamar mandi.

Setelah menampung air seni pertama, dia langsung mencelupkan ujung benda kecil itu. Hanya menunggu beberapa detik hingga matanya berbinar penuh haru. Setelah sekian lama, akhirnya Tuhan menitipkan kembali benih dalam rahimnya.

Za mengucap syukur berkali-kali.

Guyuran air terasa lebih segar subuh ini, mungkin karena suasana hatinya yang bahagia. Za juga meminta Albany mulai menjadi imam salat. Walaupun r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status