Share

Aku Juga Keturunan Jenderal
Aku Juga Keturunan Jenderal
Penulis: 桃花马上请长缨

Bab 1

Di Kediaman Wanar, potongan kertas yang di jendela terlihat seperti binatang raksasa yang memantul di dinding rumah.

Intan yang duduk di kursi mahoni melipat tangannya, dia yang kurus mengenakan baju berwarna muda. Saat ini, dia sedang menatap orang di depan, orang itu adalah suami baru yang sudah dia tunggu selama setahun.

Rudi masih mengenakan baju perangnya yang usang, tapi dia terlihat agung. Wajah gantengnya juga terlihat merasa bersalah, "Intan, keputusan pernikahan dari kaisar sudah diturunkan, Linda pasti akan menikah denganku."

Intan hanya melipat tangannya dengan tatapan dingin, lalu bertanya dengan bingung, "Ibu suri pernah bilang, Jenderal Linda adalah panutan bagi wanita di dunia, apa dia rela menjadi selir?"

Rudi menatapnya dengan masam. "Bukan ... bukan selir, dia dan kamu adalah istri sah, jadi tidak ada bedanya denganmu."

Intan masih mempertahankan postur tadi sambil berkata, "Anda tahu kalau istri sama tingkat hanya omongan saja, sebenarnya dia tidak bedanya dengan selir."

Rudi mengerutkan alisnya. "Tidak ada itu namanya selir! Aku dan Linda saling suka di medan perang, selain itu kami mendapatkan pernikahan ini dengan menukar jasa kami. Kami yang memperjuangkan pernikahan ini dengan perang. Sebenarnya aku tidak butuh meminta persetujuan darimu."

Intan hanya mencibir. "Saling suka? Sebelum kamu pergi berperang, apa yang kamu katakan padaku? Apa kamu masih ingat?"

Setahun lalu, di malam pernikahan mereka, Rudi memimpin bala bantuan untuk perang. Sebelum pergi, Rudi membuka kain merah di kepalanya sambil berjanji, "Seumur hidupku hanya mencintai Intan, tidak akan punya selir lagi!"

Rudi merasa malu, jadi menoleh. "Lupakan saja kata itu, ketika menikahimu, aku masih tidak mengerti cinta, hanya merasa kamu cocok menjadi istriku, tapi setelah bertemu dengan Linda ...."

Ketika Rudi mengatakan wanita tercintanya, tatapannya terlihat lembut, bahkan ada perasaan yang mendalam tersembunyi di matanya. Lalu, dia menoleh dan berkata pada Intan, "Dia berbeda dengan semua wanita yang kulihat, aku sangat mencintainya, harap kamu bisa merestui kami."

Intan hanya merasa jijik seperti menelan seekor lalat, tapi dia masih bertanya dengan enggan, "Apa ayah dan ibu setuju?"

"Tentu saja, ini pernikahan yang diberi kaisar, selain itu sikap Linda sangat lugas dan lucu. Tadi dia sudah menemui ibu."

Mereka setuju? Haha, sungguh ironis. Pengorbanannya selama setahun ini benar-benar dikasih pada orang tak berterima kasih.

Intan mengangkat alisnya. "Apa dia ada di kediaman?"

Ketika mengungkit Linda, nada bicara Rudi sangatlah lembut. "Dia sedang berbincang dengan ibu, juga membuat ibu sangat senang sampai penyakit ibu juga membaik banyak."

"Membaik banyak?" Linda tidak bisa mengatakan bagaimana perasaannya saat ini. "Ketika kamu pergi berperang, penyakitnya sangat parah. Aku yang mengundang Tabib Riel untuk mengobatinya. Paginya aku sibuk mengurus masalah kediaman, malamnya aku menjaga ibu, bahkan makan dan tidur bersamanya, dengan begitu, kondisinya baru membaik sedikit."

Dia bukan mau meminta pujian, hanya mau bercerita. Meski itu kalimat yang sederhana, itu adalah kerja kerasnya selama setahun ini.

"Sekarang setelah bertemu Linda, dia makin membaik." Rudi berkata dengan tatapan yang tulus, "Aku tahu sudah membuatmu merasa diperlakukan tidak pantas, tapi harap kamu bisa mempertimbangkan keseluruhan situasi dan merestuiku dan Linda."

Intan mencibir, matanya agak berkaca-kaca, tapi setelah dilihat dengan cermat, itu ada tekad Intan. "Tolong minta Jenderal Linda menemuiku, ada yang mau kutanya padanya."

Rudi menolak, "Tidak usah mencarinya. Intan, dia berbeda dengan wanita yang kamu kenal, dia adalah jenderal wanita. Dia paling tidak suka dengan keributan di kediaman, jadi dia tidak ingin bertemu denganmu."

Intan bertanya balik, "Wanita yang kukenal seperti apa? Mungkin di matamu, aku wanita seperti apa? Jenderal sepertinya lupa, aku juga putri seorang jenderal, ayahku dan enam kakakku mati di medan perang tiga tahun lalu ...."

"Itu mereka," sela Rudi. "Tapi kamu hanya seorang putri yang tidak pernah di medan perang, bisa dibilang hanya wanita lemah di kediaman. Linda membenci wanita seperti itu, selain itu sikapnya sangat lugas, tidak terikat dengan hal kecil. Takutnya setelah bertemu denganmu, dia akan mengatakan kata yang membuatmu tidak senang, jadi untuk apa kamu membuat dirimu kesal?"

Intan menengadahkan kepalanya. Di bawah matanya ada tahi lalat merah, suara Intan juga tetap lembut. "Nggak apa-apa, kalau dia mengatakan kata yang tak enak didengar, aku anggap tak dengar saja. Memikirkan situasi lebih besar dan menoleransi adalah sikap setiap orang istri. Apa Anda tidak percaya denganku?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status