Share

Bab 6

Intan berlutut di ruang kerja sambil menundukkan kepalanya.

Ketika Kaisar Roni teringat Keluarga Bangsawan Belima hanya tersisa Intan seorang, dia pun kasihan padanya. "Berdiri dulu, baru berbincang!"

Intan melipat kedua tangannya sambil mengetuk kepalanya. "Yang Mulia, hari ini aku datang termasuk tindakan lancang, tapi aku juga ingin meminta rahmat Yang Mulia."

Kaisar Roni berkata, "Intan, aku sudah membuat keputusan itu, tidak mungkin menarik balik."

Intan menggelengkan kepalanya. "Aku ingin meminta Yang Mulia mengeluarkan perintah agar aku bercerai dengan Jenderal Rudi secara damai."

Kaisar muda itu tercengang. "Cerai? Kamu mau cerai?"

Awalnya kira kedatangan Intan untuk menyuruhnya menarik balik perintah itu, tak disangka dia malah meminta untuk cerai.

Intan menahan air matanya. "Yang Mulia, Jenderal Rudi dan Jenderal Linda meminta pernikahan itu dengan jasa mereka. Kebetulan hari ini adalah hari kematian ayah dan saudaraku, aku juga ingin dengan jasa mereka meminta dekret untuk cerai, mohon Yang Mulia setujui!"

Kaisar Roni terlihat bingung. "Intan, apa kamu tahu apa yang akan kamu hadapi setelah cerai?"

Sudah lama Intan tidak mendengar Kaisar memanggilnya "Intan".

Dulu saat Kaisar masih seorang putra mahkota, dia terkadang akan ke Kediaman Bangsawan Belima menemui ayahnya, bahkan akan mencari hadiah yang menyenangkan untuk Intan.

Kemudian Intan pergi ke Gunung Pir untuk belajar dengan gurunya, jadi tidak pernah bertemu dengannya lagi.

"Aku tahu." Intan yang cantik tersenyum, hanya saja senyuman ini agak ironis. "Sebagai seorang pria baik pasti akan membantu mengabulkan permintaan orang. Meski aku bukan seorang pria, aku tidak ingin menjadi penghalang antara Jenderal Rudi dan Jenderal Linda untuk menjadi suami istri yang saling mencintai."

"Intan, sekarang Keluarga Bangsawan Belima tidak ada orang lagi, apa kamu mau kembali ke Kediaman Bangsawan Belima? Apa kamu pernah memikirkan masa depanmu?"

Intan berkata, "Hari ini aku pulang ke kediaman untuk menyembah ayah dan saudaraku, aku lihat Kediaman Bangsawan Belima sudah terlantar, tapi aku ingin tinggal di sana, lalu berencana mengadopsi seorang putra untuk ayahku. Dengan begitu, mereka akan ada keturunan."

Awalnya Kaisar Roni kira dia membuat tindakan ini karena marah, tak disangka dia sudah berpikir secara menyeluruh.

"Sebenarnya kamu ada istri sah, Linda tidak bisa menggoyahkan posisimu. Jadi, kamu tidak perlu cerai."

Intan menengadahkan kepalanya dengan tatapan tegas yang berkaca-kaca. "Yang Mulia, itu tidak ada artinya, aku tidak ingin hidup sia-sia seperti ini. Sekarang Keluarga Bangsawan Belima tersisa aku seorang, sedangkan ayah dan saudaraku selalu hidup terang-terangan, bahkan hidup heroik, jadi aku tidak ingin hidup sia-sia."

"Aku tahu kamu juga suka pada Rudi, apa kamu rela berpisah dengannya?"

Suka? Tidak termasuk, dia hanya mengagumi seorang prajurit saja, ditambah ibunya berharap Intan bisa menikah dan hidup damai, baru Intan memilih untuk menikah.

Intan tersenyum seperti bunga yang mekar di gunung tinggi. "Dia meninggalkanku, aku juga rela meninggalkannya."

Di balik ekspresi lemahnya ada kegigihan yang kuat. Hal ini membuat Kaisar Roni agak kaget karena dia tak pernah melihat wanita seperti ini.

Tiba-tiba Kaisar Roni teringat gadis yang tidak pernah khawatir dengan apa pun, bahkan hanya tersenyum sepanjang hari itu sudah menikah dan akan menjadi janda.

Cerai? Di mata orang, itu sama saja dengan ditinggali, apalagi Rudi meminta dijodohkan dengan Linda di depan umum.

Betapa sulitnya seorang wanita, dia akan lebih sulit dari wanita lain.

Kelak bagaimana dia membahas pernikahannya lagi? Dia bahkan tidak punya keluarga lagi.

Setelah memikirkan hal ini, Kaisar Roni teringat dengan jasa ayah Intan lagi. Ayahnya Intan pernah menolongnya dan sebaliknya, jadi persahabatan teman seperjuangan membuat Kaisar Roni kasihan pada Intan.

Kaisar Roni berkata, "Aku sudah setuju, kamu kembali dulu. Beberapa hari lagi, perintah cerai itu akan diantar ke Kediaman Jenderal."

Intan menghela napas lega, lalu memberi hormat. "Terima kasih, Yang Mulia!"

Kaisar Roni melihatnya, lalu teringat dengan Intan yang masih kecil dan merasa kasihan padanya. "Intan, kelak kalau ada yang menindasmu, kamu bisa datang mencariku."

"Terima kasih, Yang Mulia!" Intan memberi hormat lagi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status