Share

Bab 4. Pemahaman Baru

Sempat mengalami kesulitan, akhirnya bisa beradaptasi di tubuh barunya. Beberapa ingatanjuga terkoneksi yang membuat dia sedikit paham cara kerja sistem dunia modern ini yang sungguh menakjubkan.

Dimasa ini dia untuk sementara waktu akan hidup sebagai Theo Javier. Kehidupan yang baru ini sangat percuma untuk disesali, lagipula dia menyadari bahwa ini adalah hukuman ilahi dari ayahnya karena perbuatannya sendiri.

Jadi lebih baik dia melanjutkan kehidupan apa yang ada, tidak peduli siapa dirinya tapi yang jelas dia menyandang bahwa identitasnya adalah Theo Javier, putra dari Zuan.

Beberapa waktu yang lalu mereka pada akhirnya sudah pulang. Zuan berusaha untuk menuntun Theo tapi Theo menolak dan berjalan apa adanya dan semestinya. Pikirannya sudah tidak linglung lagi tentang adaptasi yang membuat dia kebingungan. Lagipula semuanya sudah ada yang membuat dia tidak untuk tidak paham, kecuali beberapa yang tidak diketahui oleh Theo sebelumnya.

Apalagi seteleh Theo mencoba untuk mengangkat semua perlengkapan yang berat setelah dia pulang, Zuan hampir marah karena Theo baru saja masa pemulihan. Tapi Theo seperti merasa tidak masalah dan masih merasa bugar.

Zuan merasa bahwa di hadapannya bukanlah Theo. Sebelum berada di rumah sakit, Theo hanyalah anak yang cukup lemah dan kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya. Asupan gizi dan nutrisi juga kurang dipenuhi yang membuat dia kurus kering. Apalagi tubuhnya hanya digunakan untuk berbarik dan sekolah tanpa melakukan aktivitas apapun, dia merasa bahwa Theo seperti tidak memiiki kehidupan.

Itulah yang dia sesali.

Theo pun juga paham akan situasi, dia memegang lengannya dan dia merasakan bahwa ini terlalu kecil. Tidak cocok bagi seorang remaja yang berusia delapan belas tahun. Apalagi setelah dia baru saja mengangkat koper, dia sudah merasa kelelahan yang membuat dia menyadari bahwa Theo kurang olahraga.

Benar-benar payah, itulah yang dia agak kurang memberikan respect kepada Theo yang ada di tubuh ini karena sama sekali kurang bergerak dan berakibat bertubuh kecil. Dibandingkan dengan teman-teman yang lainnya, sudah begitu jelas bahwa dia memiliki tubuh paling kecil. Tidak heran mengapa kelas lain selalu merundungnya dan memberinya sebuah julukan sebagai pecundang kecil.

Untungnya, beberapa teman kelasnya juga begitu peduli dengannya. Bahkan kadang dia juga dilindungi oleh beberapa teman sekelasnya yang bisa berkelahi. Tapi bisa dibilang, jika dibandingkan dengan kelas yang lain, maka kelas lain lebih unggul sedikit.

“Beristirahatlah yang baik Theo, ayah akan membelikan makanan untukmu untuk makan malam. Setidaknya kau harus menjaga pola makan yang baik, dan kau bisa kembali ke kelas satu minggu lagi.” Zuan berkata, dia kemudian keluar dar rumahnya tanpa khawatir dengan Alta.

Malamnya mereka makan malam dengan sederhana, bebeberapa makanan dengan beberapa makanan berkuah yang menggugah selera, serta beberapa masakan kedelai yang masih hangat setelah Zuan membelinya. Tapi bagi Theo sebelumnya merasa cukup asing dengan tempe dan tahu ini.

Tapi dia menyadari sesuatu jika makanan ini merupakan sebuah sumber protein. Setidaknya pikiran Theo Javier membantunya bahwa makanan ini tidak lebih buruk. Sehingga tanpa ragu dia akan memakannya.

Zuan senang jika putranya makan dengan lahap. Setidaknya dia bisa tenang akan putranya yang tidak terjadi apa-apa karena sebelumnya dia sudah was-was dan prihatin kepada Theo yang baginya berubah. Bahkan Zuan merasakan kejanggalan itu semenjak tadi yang membuat dia merasa cukup bingung.

Tapi dia segera melupakan hal itu. Melihat putra sati-satunya bisa kembali sadar, dan tidak peduli memiliki sikap yang berubah, dia sama sekali menjadi tidak peduli. Selama akan hal itu putranya baik-baik saja.

“Besok ayah akan sedikit mengurus pengaduan ke kantor polisi. Beberapa waktu yang lalu rasanya cukup sulit, seolah mereka memiliki sebuah orang besar di belakang keluarga Agam..” Kata Zuan.

“Tidak perlu.” Theo menatap ayahnya.

Beberapa waktu yang lalu dia menyadari bahwa di dunia ini yang memiliki materi lah yang berkuasa. Seseorang seperti keluarga Agam, yang memiliki anak dan merundungnya sebenarnya bukanlah sosok yang bisa dia singgung. Tapi mereka cukup semena-mena dan memperlakukan murid lain dengan buruk.

Sebenarnya pelaku yang sebenarnya bukanlah Agam. Tapi otak dibalik semua ini adalah salah satu siswa tahun ketiga atau kelas 12. Hanya saja, dia melakukannya secara provokasi.

Dan, guru yang melihat hal itu hanya tutup mata dan tutup telinga seolah tidak tahu bahwa kejadian perundungan itu benar-benar ada. Itu terjadi karena kepala keluarga Agam merupakan salah satu donatur terbesar di sekolah Theo. Sehingga tidak heran mengapa para guru berada di bawah kendali mereka.

Alasan mengapa Theo menolak ayahnya terus membawa ini ke pengadilan itu karena sama sekali tidak akan berguna. Mereka jelas memilih untuk berat kepada keluarga Agam karena salah satu keluarga berkuasa di kota ini. Tapi Theo sama sekali tidak membiarkan itu begitu saja, sehingga di lain waktu dia berkeinginan untuk membalas dendam.

Dia sadar setelah dilempar di dunia ini. Bahwa perlakuan semena-mena merupakan hal yang buruk dan dirinya tidak bisa bertindak sesuka hati. Meskipun dia berkuasa, tapi juga harus mengikuti sebuah aturan.

Sebelumnya, di alam dewa dia adalah pelaku yang berkuasa dan bertindak semena-mena. Kemudian dia menyadari bahwa kali ini dia telah menjadi korban dan merasakan bagaimana rasanya ditindas oleh orang yang berkuasa. Maka dari itu, Theo akan merubah dan menebusnya.

“Ke-kenapa?”

“Itu tidak akan berguna ayah. Kita hanya orang biasa, mereka orang yang berkuasa dan bermateri.”

“I-itu benar. Tapi setelah ini ayah akan memindahkanmu di sekolah yang lain. Bagaimanapun jika kau tetap bersekolah di sana, Zhayn tidak akan melepaskanmu.” Zuan menatap putranya dengan kecemasan.

Zhayn adalah murid yang satu seolah dengan Theo. Dan dia seharusnya orang yang bertanggung jawab saat Theo seperti ini. Tapi Zhayn adalah anggota keluarga Agam, sehingga dia tidak bisa bertindak sesuka hati. Tapi setelah ini, Theo sama sekali tidak akan melepaskannya.

Mendengar ucapan ayahnya bahwa dia akan pindah, Theo menjadi prihatin. Dia tidak bisa melepaskan teman-teman sekelasnya yang jelas baik kepadanya. Sehingga Theo hanya menghela napas dan menjawab,

“Itu sepertinya tidak perlu. Biaya untuk pindah pasti tidak akan murah ayah. Selain itu, aku memiliki teman-teman satu kelas yang cukup baik.”

Zuan jelas tidak ingin anaknya kenapa-kenapa. Tapi melihat anaknya penuh tekat, itu membuat Zuan semakin cemas. Apalagi dia tahu bahwa Zhayn tidak akan diam lagi dan terus merundungnya.

“Ayah akan memberikanmu waktu dua minggu. Ayah tidak kekurangan uang.”

“Tapi ....” Theo tidak bisa berkutik. Dia sadar bahwa ini demi kebaikannya. Tapi dalam dua minggu ini, dia akan berusaha untuk meyakinkan ayahnya agar dia bisa berseokalah di tempat tersebut.

Keesokan harinya.

Theo bangun tepat pukul lima pagi. Apa yang dia lakukan adalah melakukan joging di pagi hari dan keluar. Sebelumnya ayahnya benar-benar terkejut dan mencegah Theo untuk melakukan aktivitas yang berat.

Tapi Theo meyakinkan ayahnya bahwa dirinya tidak akan kenapa-kenapa. Sehingga Zuan hanya bisa mengiyakan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status