Share

Bab 24

Tak ada jawaban dari bibir Nisa. "Ati-ati tiap hari jalan bareng nanti timbul rasa tak terduga," Lana terus mengkonfrontasi Nisa.

Nisa hanya mendengus, tak menanggapi ocehan Lana.

"Mas!!" Lana melambai, memanggil Bagus yang menunggu di bawah pohon rindang sedang berbincang ramah dengan para Mahasisiwi.

"Eh busyet itu opa makin kece aja Nis. Lo gak deg degan dibocengin cowo ganteng begitu, tiap hari?" tanya Lana menyenggol lengan Nisa yang juga terkesima melihat Bagus.

Baru kali ini Nisa memperhatikan postur dan wajah Bagus, memang benar kata Lana, dia tampan bertubuh proporsional.

"Non, ayo," Bagus menyerahkan helm pada Nisa.

"Mas ... Aku mau main dulu sama Lana, Mas Bagus pulang aja, Maaf ya udah bikin nunggu." Nisa memasang mimik mengsedih.

"Udah bilang belum sama Den Damar, Non," tanya Bagus.

"Gak usah bilang, nanti gak boleh, gue udah boring di r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status