Share

Bab 25

Tut tut tut. Mbak Mila memutuskan teleponnya sepihak bahkan sebelum aku bicara lagi.

Aku kembali memasukan ponsel ke dalam saku lalu bergegas pergi ke kamar.

Di atas kasur yang biasa kami tiduri berdua itu kulihat ibu sudah terlelap. Pelan, aku pun duduk sebentar di sisi ranjang kemudian terisak di sana.

"Sabar ya, Bu, gak akan lama lagi, gak akan lama lagi Ibu akan sehat."

Bayangan si lelaki tua bangka sedang berusaha merudapaksa ibuku pun kembali muncul membuat telapak tangan ini spontan mengepal.

Sakit sekali rasanya, sesak sekali dada ini dibuatnya, mentang-mentang kami hanya tinggal berdua siapapun seolah berani berbuat kurang ajar pada kami.

Tapi tak apa, sekarang semuanya sudah dibayar lunas, aku yakin pria tua bangka itu sedang merasakan kesedihan yang sekarang sedang kurasakan juga, walau pun ....

Kutengok bingkai foto yang kutaruh di atas nakas. Bingkai berisi foto kebersamaan antara aku dan Nila.

Dua sahabat yang selalu berjanji untuk terus setia dan saling menjaga satu sam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status