Nico merasa rasa sakit di pergelangan tangannya perlahan-lahan menjalar ke seluruh lengannya. Sebelum dia bisa membuat keputusan, tangannya sudah tidak bertenaga dan melepaskan lengan Yasmin.Daniel langsung memutar lengan Nico. Kemudian, terdengar teriakan Nico dan suara patah tulang."Pergi!"Nico tidak menyangka dia akan berpapasan dengan pria itu lagi. Dia pun berlari ketakutan.Daniel ingin memeriksa lengan Yasmin, tapi Yasmin melangkah mundur. "Aku nggak butuh kebaikanmu! Lagi pula, bukankah hal ini terjadi karenamu? Kamu membiarkan orang lain mengira aku menjual tubuh. Kamu mempermalukanku di mana-mana. Sepertinya kamu senang sekali, 'kan?!"Raut wajah Daniel berubah menjadi masam."Nggak apa-apa. Siapa suruh aku sial?" Yasmin mentertawakan dirinya sendiri. Setelah dia selesai berbicara, dia masuk ke toilet wanita.Setelah dia masuk, dia berdiri di depan kaca. Dia memandang cerminannya sendiri. Air matanya mau menetes lagi, jadi dia mendongakkan kepalanya. Kemudian, dia menenang
Yasmin tidak punya mood untuk berbaur dengan suasana ini. Mereka seperti di dua dunia yang berbeda.Yasmin merasa tidak pada tempatnya.Apa Daniel benar-benar hanya memintanya duduk dan melihat mereka bersosialisasi?Kenapa Yasmin merasa Daniel adalah pria yang tidak akan melakukan sesuatu tanpa tujuan?Yasmin melihat Raymond yang sedang duduk di seberangnya. Pria itu juga terlihat normal. Setiap gerakannya anggun dan penuh pesona."Kenapa kamu nggak minum?" Daniel menoleh untuk melihat Yasmin.Di bawah cahaya lampu, mata tegas itu sulit dibaca dan membuat orang ketakutan.Yasmin berbisik, "Apa aku boleh pulang? Aku sungguh nggak berminat dengan hal ini."Malam ini, dia lebih cocok menemani abu ibunya ...."Sabar. Acara utamanya belum mulai."Yasmin langsung merinding. Dia melihat Daniel dengan gelisah. Kalimat 'apa yang ingin kamu lakukan' belum keluar dari mulut Yasmin.Pintu ruang VIP terbuka. Seorang pengawal masuk, lalu dia membungkuk dengan hormat sambil berkata, "Tuan Daniel, se
Mereka pun sudah tidak punya selera minum alkohol. Mereka tidak tahu sebaiknya meletakkan gelas di tangan mereka atau tidak.Undangan ini seperti sebuah peringatan.Kepala sekolah memang berbeda. Sepertinya Raymond memiliki mental terkuat. Reaksi negatifnya hanya mengerutkan alis.Namun, Yasmin tidak tahan lagi. "Cukup!"Dia mengira dia akan dipermalukan lagi. Dia tidak menyangka akan terjadi adegan kekerasan seperti ini! Apa pun itu, Yasmin sudah tidak tahan.Ekspresi Daniel tampak sangat cuek ketika dia berkata, "Kamu nggak usah memohon untuk mereka. Lanjutkan!"Setelah itu, terdengar teriakan lagi. Tuan Victor terjatuh ke lantai. Dia berguling-guling sambil memeluk tangannya yang dipotong.Berikutnya adalah Tuan Bobby. Ujung pisau yang menusuk tangannya sangat kuat sehingga ia hampir menembus papan lantai.Suara ratapan memenuhi ruang VIP. Orang yang tidak tahu apa-apa akan mengira ini adalah rumah jagal!Darah mengalir ke seluruh lantai. Sangat menyeramkan.Setelah semuanya selesai
"Nenek bilang Mama sangat capek, jadi kami harus menjaga Mama baik-baik!""Kami sudah besar! Kami kuat!" kata Julius.Yasmin yang terhibur ingin tertawa, tapi air matanya tidak berhenti mengalir. "Ya, kalian sudah besar. Selama ada kalian, Mama senang .... Nanti kita cari tempat untuk Nenek tidur, ya.""Oke ...." Ketiga anak itu memeluk Yasmin dengan erat.Yasmin memeluk mereka kembali sambil menangis.Pada akhirnya, dia hanya bisa bergantung pada anak-anaknya.Di dalam kulkas ada sayuran. Anak-anak sedang bermain di ruang tamu. Yasmin pun memasakkan makan malam di dapur.Saat telur sedang direbus di dalam panci, Yasmin mengeluarkan ponselnya untuk melihat keberadaan Daniel.Pria itu sedang di Grup Naga.Yasmin menggigit bibirnya sambil berpikir. Dulu ketika ibunya masih hidup, Daniel tidak akan masuk rumah. Bagaimana dengan sekarang? Daniel pasti tidak peduli lagi.Yang lebih menakutkan adalah sekarang ada anak-anaknya.Begitu Daniel masuk, dia akan melihat anak-anak. Kalau begitu, ta
Ketika mereka di luar, Yasmin takut ada yang akan menyadari mereka."Malam mau makan apa? Mama akan memasaknya untuk kalian," tanya Yasmin.Julian mengangkat tangannya sambil menjawab, "Aku mau makan es krim!"Julius dan Julia segera menyahut, "Aku juga!"Yasmin tertawa dengan pasrah. "Makan malam, makan malam. Bukan camilan.""Boleh jadi makan malam," kata Julia dengan imut.Yasmin tidak akan menyetujui itu. Tidak peduli seberapa imut mereka, itu tidak berguna.Kemudian, ponsel di dalam tasnya berdering. Yasmin mengusap kepala mereka sambil berkata, "Pergi main sana. Mama mau mengangkat telepon .... Halo?""Yasmin, ini Tante. Sekarang Tante sudah nggak apa-apa. Mereka nggak punya bukti yang membuktikan kalau aku adalah pembunuhnya. Apa aku yang membunuhnya hanya karena ponsel Sofia di mobilku? Benar-benar konyol! Yasmin, malam ini kita makan bersama, ya?""Hari ini aku baru pergi ke kuburan untuk mengubur ibuku. Aku benar-benar nggak punya selera makan. Lain kali.""Baiklah. Tante ing
"Lanjutkan," ucap Daniel.Yasmin tercengang sebelum dia sadar dan berkata, "Kamu mau makan di sini?""Apa kamu keberatan?" Daniel menatapnya dengan sinis.Tentu saja Yasmin keberatan!Kalau Daniel tinggal di sini, apa anak-anak di dalam kamar tidak perlu keluar?Yasmin bisa melakukannya, tapi apakah anak-anak bisa tahan dan tidak keluar?Daripada membiarkan Daniel bertemu dengan anak-anak, lebih baik Yasmin dibunuh saja!"Ada apa?" tanya Daniel sambil menatap Yasmin lekat-lekat.Yasmin melihat ke arah balkon sambil berkata, "Sebenarnya, aku sedang malas memasak. Kalau kamu ingin makan, di luar ada banyak sekali restoran kelas atas, kamu makan di sana saja."Daniel tersenyum sinis, tapi senyumannya tidak mencapai mata.Dia melangkah maju, lalu mencengkeram rahang Yasmin. Dia mengangkat rahang Yasmin sehingga wanita itu dipaksa menatap balik matanya."Sepertinya lebih tepat kamu nggak mau memaksa untukku. Karena kamu nggak mau makan, aku memakanmu saja!""A ... apa?" Yasmin tercengang.A
Yasmin menggigit bibir. Hatinya penuh dengan kebencian!Lalu, dia melepaskan bibirnya dan ada bekas gigi di bibirnya. Dengan mata yang berkaca-kaca, Yasmin mengeluh, "Kenapa kamu harus memperlakukanku seperti ini? Aku nggak melakukan kejahatan apa pun! Walaupun kamu ingin menyiksaku, usahamu sudah cukup, 'kan? Sebenarnya kapan kamu baru akan melepaskanku?! Aku hanya ingin pergi. Makin jauh, makin baik!"Makin banyak Yasmin berbicara, dia makin tidak bisa mengontrol emosinya.Air mata mengalir di pipinya. Dia merasa sedih dan tak berdaya.Dia tidak bisa melihat ekspresi Daniel dengan jelas karena matanya yang berkaca-kaca.Daniel mengernyit, kemudian dia langsung menarik kerah baju Yasmin."Ugh!" Yasmin kesakitan karena lehernya tercekik. Air mata menodai wajahnya yang cantik. Dia terlihat sangat kasihan."Apa kamu sedang bertingkah denganku? Hm?"Yasmin yang sedang menangis tercengang. Dia seolah-olah tidak bisa memahami isi pikiran Daniel.Daniel memperingati, "Aku mengizinkanmu berti
Daniel melempar menunya dan pelayan wanita itu buru-buru menangkapnya. Lalu, dia membungkukkan tubuhnya sambil melangkah mundur sampai dia keluar dari ruang pribadi.Di ruang pribadi hanya ada mereka berdua, tapi udaranya terasa sangat tipis. Yasmin pun tidak bisa bernapas dengan normal.Dari tadi Yasmin menundukkan kepalanya. Dia juga tidak keberatan ketika dia ditatap orang dengan tidak sopan.Orang yang benar-benar membuatnya marah adalah Daniel ...."Setengah tahun."Awalnya Yasmin tidak mengerti. Setelah tercengang selama beberapa detik, dia baru paham.Rasa gembira yang menyelimuti hatinya langsung membuat wajahnya berbinar-binar. Daniel memberinya batas waktu?Mata hitam Daniel fokus pada wajah cantik itu.Yasmin mencoba menawar, "Apa boleh tiga bulan?"Tatapan mata Daniel menjadi sinis. "Yakin?"Yasmin yang ketakutan berkata, "Setengah tahun saja ...."Dia hampir kehilangan satu-satunya kesempatannya.Walaupun setengah tahun lama, itu masih merupakan sebuah harapan.Daniel menj