Share

Bab 32

Aku duduk sendiri dalam kamar menanti kepulangan Tuan Edbert. Sudah pukul sebelas malam, tetapi batang hidungnya belum juga nampak. Tidak ada yang tahu keberadaannya karena mengemudi sendirian, hati pun dilanda rasa gundah.

Rintik hujan mulai turun membasahi bumi. Aku menekuk lutut dan memeluknya. Suasana malam ini semakin dingin dan mencekam ketika angin berembus kencang.

Pintu kamar terbuka lebar, aku terkejut bukan main. Di sana Tuan Edbert berdiri lesu dibopong dua pelayan. Aku segera beranjak dari tempat tidur menghampirinya.

"Apa yang terjadi?"

"Maaf, aku juga tidak tahu, Nona. Tuan Edbert pulang dalam keadaan mabuk diantar temannya."

Aku semakin mendekat,tercium aroma wine dari mulutnya yang terus bicara tidak jelas. "Baringkan dia!"

Kedua pelayan itu menurut, mereka kesulitan membaringkan Tuan Edbert karena terus memberontak. Aku geleng-geleng kepala melihat lelaki itu.

Padahal selama ini, aku belum pernah melihat Mas Zaki mabuk-mabukan atau sekadar mencium bau rokok darinya.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status