Share

Bab 95

"Persediaan obatmya masih ada, Bi?" tanyaku sembari berjalan menuju kamar Mayra.

"Sudah hanis, Bu. Tadi sudah saya minumkan, tapi tidak ada reaksi. Hanya sisa sekali minum itu aja," sahut Bi Darmi panik.

"Ya, sudah kita bawa Mayra ke klinik. Ayo, Bi, cepat!"

Aku dan Bi Darmi bergegas membawa Mayra menuju klinik. Namun, baru saja kami sampai di depan pintu, Mbak Ningsih berseru memanggil.

"Bu...Ibu! Farel muntah-muntah terus. Kasihan, badannya sampi lemas," teriaknya dari dalam kamar Farel.

Ya Tuhan, masalah apa lagi ini. Kenapa di saat aku sedang banyak masalah, kedua anakku sakit secara bersamaan.

"Bentar ya, Bi. Saya lihat Farel dulu," ujarku pada Bi Darmi. Wanita paruh baya yang sedang menggendong Mayra itu mengangguk lalu duduk di sofa bersama Mayra.

"Lihat, Bu! Farel muntah terus. Badannya juga terasa dingin," kata Ningsih begitu aku sampai di kamar Farel.

"Kita bawa Farel sekalian ke klinik. Saya tidak tahu harus bagaimana lagi. Ayo, Mbak, kita bawa segera!"

Tanpa pikir panj
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status