Share

174. Bapak. setuju

"Bapak sih, setuju saja. Yang penting kamu ingat janji kamu itu," sahutnya lalu meraih gelas yang ada di hadapannya kemudian meneguknya hingga tandas.

"Sama saja, itu merugikan orang. Berdalih apapun tetap jatuhnya begitu, mengambil keuntungan!" dengus ibu dengan pelan dan aku masih bisa mendengarnya.

——RatuNna Kania ——

Aku tak memperdulikan ocehan perempuan tua dihadapanku. Sebab itu sudah tabiatnya, selama nyawanya masih bersatu dengan raganya, maka tak akan mungkin beliau berubah. Aku selalu mencoba mengabaikan apa yang dikatakan Ibu. Meski tidak bisa aku pungkiri dalam hati ini merasakan sangat sakit.

Mau bagaimana lagi, beliau ibu dari suamiku. Selain sabar dan menerima, aku bisa apa? Selama suamiku dan bapak mertua masih baik. Tak ada alasan aku menjauhkan diri dari keluarga ini. Yang diperlukan saat ini adalah, kalapangan hatiku juga sabar yang tiada batas. Meski, terkadang aku lupa atas si sabar itu dan membantah ucapan ibu mertuaku. Aku hanya wanita biasa yang terka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status