Share

175. Abah pun setuju.

"Tika gak kesini?" tanya Sisil sambil memandangku.

"Aku tidak tahu, akan kucoba telepon." Aku langsung merogoh ponselku dibalik saku daster. Kemudian menekan nomor Tika dan terdengar dering, beberapa detik kemudian, langsung terdengar suara Tika

"Iya, La. Ada apa?" suara dari seberang sana.

"Ka, kamu dimana? Sini ke pos kamling, kita mau rujakan. Aku, Sisil, bu Hana, Yanti dan juga Novi."

"Aku masih di luar, lagi jemput sekolah. Ya … udah duluan aja!" sahut Tika.

Akhirnya kami rujakan tanpa Tika, diselingi canda dan tawa begitupun ghibah tak luput dari mulut kami. Aku lebih banyak diam dan mendengarkan. Karena jika salah berucap akan jadi bumerang bagi diriku sendiri.

Terlihat Aisyah lewat ternyata sudah jam dua lebih. Aku pun pamit dengan alasan aku akan pergi ke rumah emak dan Abah.

Sebenarnya sudah dari tadi aku ingin segera pulang. Tapi, aku bingung dengan alasan apa. Jujur saja, aku kurang suka dengan kumpul-kumpul seperti ini. Karena selain menambah dosa, juga aku bukanlah ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status