Share

111. Kisruh Para Sopir

"Nama saya Engkos," ujar si pria memperkenalkan diri. "Saya teh sopir yang nganterin barang. Saya mau tanya ke Juragan Kevan. Apa rute kita cuma sekitar kota Tango atau ke luar kota? Terus, atuh kita sendiri gitu kayak yang dulu-dulu? Atau kumaha?"

Beberapa pria yang duduk bersama Engkos angguk-angguk. Rupanya mereka sesama sopir yang dulunya bekerja di pabrik rokok Abbas 99.

"Gini, Mang Engkos. Aku ada rencana mau jual rokok ke luar kota Tango bahkan sampai ke luar pulau Pearl. Jadi, buat tim distributor bukan cuma sopir aja, tapi ada keneknya."

Engkos terlihat kurang puas dengan jawaban Kevan. Dia kembali bertanya, "Apa uang bensin kita pasti sesuai sama jarak, Juragan? Karena yang udah-udah kita atuh nombok. Gajian bukannya seneng, tapi abis buat nombok. Merana pisan jadi sopir, atuh mending kita jadi buruh pabrik. Iya nggak, kawan-kawan?"

Engkos meminta pendapat dari teman-temannya sesama sopir. Mereka pun mengangguk.

"Iya, Juragan Kevan. Kita teh sebenernya was-was balik kerja j
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status