Share

131. Pucuk Dicinta Ulam pun Tiba

"Kita udah sampai, Tuan."

Kevan tersadar dari lamunannya. Dia menatap pemandangan di luar mobil. Lalu, menatap jam di pergelangan tangan kanannya.

"Jam 05:50 sore. Kamu nggak salah tempat, Ziyad? Yakin ini restoran seafood yang Pak Adnan bilang?"

"Lihat aja nama restorannya, Tuan! Tuh di atas yang warna merah menyala!" Ziyad menunjuk papan nama restoran seafood.

Kevan membaca papan nama di bagian atas yang kelap-kelip. "Seafood Murti."

"Kalo berdasarkan maps, ya ini tempatnya, Tuan," kata Ziyad.

Kevan segera menyimpan ponsel di saku celana.

"Ayo!"

Kevan membuka pintu mobil dengan sangat tidak sabar. Seseorang menghampirinya dari arah belakang.

"Selamat sore menjelang malam, Tuan Muda," sapa seorang pria.

Kevan berbalik. Dia melihat pria muda berpakaian rapi dengan rambut klimis. Pria itu membungkuk.

"Kamu Ali Osman?" tanya Kevan.

Si pria mengangguk. "Benar. Saya diutus Bu Maudy untuk jadi pengacara pribadi Anda, Tuan Kevan."

Kevan menatap Ali. Dia mencoba membaca ekspresi wajahnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Zoya Dmitrovka
(⁠≧⁠▽⁠≦⁠) Mamacih
goodnovel comment avatar
Master KidOO
Komentar lagi nih, tapi yaa ... begitu aja. “Lanjutkan.”
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status