Share

221. Ciara Kelaparan

Ciara menahan mual sejak pertama kali masuk ke rumah makan Sunda sederhana. Lokasi rumah makannya berada di sekitar stasiun kereta api kota Tango.

Ciara tidak terbiasa makan di tempat seperti ini. Namun, keadaan memaksanya untuk beradaptasi.

Bukan tidak tahu, Felicia menatap anaknya dengan prihatin. Dia tidak ingin menyalahkan Ciara yang selalu dimanja sejak kecil olehnya dan Rudi. Di sisi lain, Felicia juga tidak bisa menyalahkan Rudi atas semua musibah ini.

Felicia menganggap semua ini adalah bentuk ujian sebagai seorang istri dan ibu. Maka, dia mencoba berlapang dada.

"Cia, makanannya nggak enak, ya?" tanya Felicia dengan wajah yang cemas. "Maafin Mami cuma bisa ngasih kamu makan kayak begini. Tapi Mami janji, kalo udah dapet kerjaan, gaji pertama nanti ... Mami pasti ajak kamu dan Papi makan enak di restoran."

Felicia mengucapkan kata-kata itu sambil menangis. Untung saja, meja mereka berada di pojok sehingga tidak ada seorangpun yang melihat.

Ciara berhenti mengunyah. Dia mena
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status