Anjani Aswari, baru bekerja menjadi baby suster di rumah pasangan muda Barata dan Ayudya. Ia mengalami dilema yang cukup berat, ia harus mencari uang secepatnya untuk biaya operasi ibunya yang sangat mendadak. Barata Yudha majikan laki-lakinya mengetahui masalah yang sedang dihadapi Anjani. Ia menawarkan sejumlah uang dengan syarat Anjani harus menemani tidur dalam waktu semalam. Anjani yang sudah tak bisa berfikir lagi. menerima tantangan Barata. Anjani menyerahkan kesuciannya pada Barata. Anjani berjanji, cukup sekali saja melakukannya, kalau bukan karena uang untuk operasi ibunya, ia tak bakal melakukan semua ini. Namun Barata merasa ketagihan dan ingin selalu mengulangi dengan memaksa Anjani untuk melayani nafsu bejatnya dengan iming-iming uang. Serta mengancam Anjani jika Anjani menolaknya. Ia akan membunuh Anjani. Anjani tak bisa berbuat apa-apa, ia terpaksa pasrah dijadikan budak nafsu Barata. Bahkan Barata menggunakan kesempatan itu, untuk menguntungkan dirinya sendiri dengan menjual tubuh Anjani ke rekan bisnisnya, dengan imbalan memperlancar bisnisnya agar transaksi perusahaan Barata goal. Dan Anjani pun hamil. Nah, bayi siapakah yang ada dalam kandungan Anjani? Apakah Barata mau bertanggung jawab? Baca kisah selanjutnya.
View More"Aku harus ke kamar Leona, dia pasti yang mengambil cosmetikku."Anjani melangkah keluar, dengan buru-buru sebab jam sudah menunjukkan angka tiga sore, sedangkan tamu akan datang jam empat, sedangkan Anjani belum siap-siao sama sekali. Tentunya Antony marah jika ia berpenampilan jelek di mata tamunya. "Ihh ... Kenapa tadi tas ku nggak aku masukkan terlebih dahulu? Ah bodohnya aku." Anjani menepuk- nepuk jidad nya sendiri, tangannya meraih gagang pintu kamar. Mata Anjani membulat sempurna, kala melihat wanita berdiri di depan pintu tersenyum ramah. "Panggil saja aku Bella. aku penghuni kamar paling ujung." Bella mengacungkan tangannya ke arah Anjani. Anjani terkesima sesaat, dengan cepat ia menggenggam tangan Bella. "Aku Anjani, ada yang perlu di bicarakan?" balas Anjani. Semenjak Anjani, banyak di bully teman-temannya. Ia selalu curiga jika berpapasan dengan penghuni Motel. Ia merasa semua penghuni di Motel ini tidaklah bersahabat. Bella hanya menggelengkan kepalanya. "Aku han
Anjani yang selesai mengunci kamar, tiba tiba di kejutkan dengan dua orang laki-laki memakai pakaian hitam-hitam berdiri di belakang Anjani. "Mau kemana Nona?" Anjani tersentak memandang tajam ke dua laki-laki itu. "Mati aku, ini anak buah Antony," batin Anjani. Anjani bingung alasan apa yang hendak Anjani katakan pada ke dua laki-laki itu. Kedua laki-laki itu mengajak Anjani kembali ke kantor, untuk menemui Antony, namun Anjani bersikeras tak mau. "Saya sudah menemui tuan Anton barusan justru tuan Anton yang menyuruh saya untuk keluar menemui tante Bety."Kedua laki-laki itu tanpa menjawab sepatah kata, langsung meraih tangan Anjani dan maksa Anjani untuk mengikuti laki-laki itu."Maaf Nona, semua ini atas perintah Tian Antony." "Lepaskan ...! Aku bisa berjalan sendiri tanpa bantuanmu." Mata Anjani melotot mengarah pada kedua laki-laki itu. Terpaksa ke dua laki-laki itu melepas tangan Anjani. Menggiring Anjani ke ruangan Antony. Antony tersenyum melihat Anjani yang diam de
Anjani yang merasa dirinya tidak di panggil tak menghiraukan panggilan itu, ia terus melangkah mengikuti sang sopir yang sudah berada di depan pintu kamar yang hendak di tempati Anjani. Sopir itu berhenti dan mempersilahkan Anjani masuk sambil membuka pintu kamar dan memberikan kunci kamar. "Ini kamar Nona." Anjani mengangguk, "terima kasih pak." Tanpa di sadari Anjani tiba-tiba pundak Anjani ada yang menarik dari belakang hingga membuat Anjani membalikkan tubuhnya menghadap wanita yang menarik pundaknya. "Kamu tuli ya?" tanya Leona bernada tinggi. Biar semua penghuni yang ada di dalam kamar masing- masing keluar. Benar, kamar-kamar yang berdekatan dengan kamar Anjani terbuka, mendengar suara gaduh di luar, mereka ada yang keluar mendekati Anjani, dengan tatapan tanda tanya. Dan ada yang hanya mengintip di balik pintu yang terbuka sedikit dan ada pula yang berdiri diam di depan pintu kamar. Anjani diam sesaat, melihat seorang wanita yang berdiri didepannya. menatap garang Anj
Mobil Sedan berwarna hitam memasuki halaman rumah tante Bety, seperti biasa pak Danang securty sudah berada di depan pintu gerbang dan membuka pintu pagar memberi jalan masuk mobil tante Bety. Mobil begitu cepat melesat, tante Bety keluar dengan wajah begitu garang, menghampiri Danang. "Bagaimana pak Danang? Kok bisa Anjani keluar dari rumah, memang kamu nggak mengikutinya atau mencegah!" Danang gugup dan bingung menjawab. "Mmm, anu ... Anu Nyonya." Tanpa menunggu jawaban Danang, Tante Bety melangkah dengan cepat masuk rumah, ingin tau keterangan dari bibi Nur. "Bik ... Bik ...! Suara keras tante Bety berimbas kaget nya bibi Nur yang sedang bersih-bersih dapur. Bergegas bibi Nur melempar kemucing yang ada di genggamannya. Tergopoh- gopoh berlari ke ruang tengah dimana tante Bety berdiri di dekat sofa dengan tas kecil masih menggantung di pundaknya. "Ya Nyonya, Nyonya memanggil saya?" Tante Bety menatap wanita tua itu tajam, "apa kamu gak dengar kalau namamu yang ku s
"Lho, Mbak Anjani sudah pulang?" sapa bibi Nur dengan menggeser duduknya ke samping, memberi tempat Anjani duduk.Anjani melihat sekeliling, dan takut jika tante Bety ada di sekitar, ia hendak bicara serius dengan bibi Nur. Sepertinya bibi Nur paham gelagat Anjani. "Nggak usah khawatir, Nyonya Bety barusan keluar, sama teman laki-lakinya," tutur bibi Nur. Anjani baru lega, ia langsung duduk dekat bibi Nur sambil berkata lirih."Bi, Bibi tau kenapa Ain nggak mau aku gendong, padahal saya baru dua hari lho nggak ketemu Ain, kenapa Ain bisa secepat itu berubah, Bik?" Bibi Nur tersenyum, "sabar dulu Mbak, suatu saat Ain pasti akan berubah, tak mungkin anak akan lupa pada orang tuanya. Waktulah yang bisa menjawab, yang penting Mbak Anjani cari uang yang banyak, sukseskan dulu untuk diri Mbak."Anjani terdiam, ia membenarkan kata-kata bibi Nur, tapi namanya ibu, bagaimanapun juga pingin dekat dengan anaknya, Anjani teringat kata-kata Barata waktu Anjani hamil, ia menyuruh Anjani untuk
Mereka kembali bergumul seperti yang dilakukan semalam dan tak terasa jam sudah menunjukkan angka sepuluh siang. Anjani yang hendak keluar dari kamar hotel menghentikan langkahnya, menunggu Jefry yang berbicara dengan seseorang dalam telpon, yang mana Anjani tak mendengar. Namun suara Jefry mengatakan kalau dirinya sudah tak ada waktu untuk mengajak Anjani ke Motel HouseAnjani mengernyitkan dahinya, sedikit menyipitkan matanya. Mengingat kata-kata Motel House. Setelah beberapa detik Anjani baru paham kalau, sis Veny pernah bercerita tentang Motel itu, Motel milik tante Bety. Yang konon penghuninya wanita-wanita cantik. Dan Motel itu didekengi orang-orang penting di negeri ini. Tapi yang tak habis pikir di otak Anjani. Kenapa tante Bety menyuruh Jefry untuk membawa dirinya ke tempat itu? Anjani diam terpaku ia baru tersadar dari lamunannya saat Jefry menepuk pundaknya, mengajak secepatnya meninggalkan kamar hotel. Dan akan mengantar Anjani balik ke rumah tante Bety. Rasa penasaran
"Kenapa takut Sus? Coba aku gendong," ucap Anjani mengacungkan ke dua tangannya ke arah Ain. Namun Ain malah menangis keras, memeluk erat suster Mila sambil meminta agar menjauhi Anjani. Anjani terdiam menatap Ain dengan rasa kecewa. Timbul kucurigaan Anjani, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Suster dan tante Bety. Mungkinkah Anjani percaya adanya orang pintar yang bisa anak kecil lupa pada ibunya. Anjani berdiri lagi dan berusaha membujuk Ain. "Ain Sayang, lihat ini mama, lihat sebentar saja. Mama kangen Sayang, lihat ini mama." Nada terbata menyeringai suara Anjani dengan terus memegang Ain dan mengusap kepala Ain. Namun Ain malah menjerit-jerit tanpa melihat Anjani sambil menunjuk ke arah lain, agar Suster menjauhi Anjani. "Suster ada apa dengan Ain, padahal baru kemarin ia tak bertemu aku, kok semudah itu Ain tak mengenaliku."Suster Mila hanya menggeleng, dengan menepuk nepuk pantat Ain dengan lembut. Tanpa berusaha membujuk Ain dan memberitahu kalau yang di depan mama
"Dasar tolol, apa yang telah kau lakukan? Hingga tuan Antony marah dan tak mau membayar!" teriak tante Bety setelah berada di rumah. Anjani bingung, hanya soal sepele. Gara-gara Anjani jatuh dan Hag nya patah itu yang jadi masalah. "Saya melayani tuan Antony dengan baik, Tante." Mata tante Bety melotot, "Apa ...? Pembohong, kamu belum tidur sama tuan Antony. Kamu menolak ketika di bawa ke sebuah hotel, dasar sok suci!" Anjani memejamkan matanya rapat-rapat, ia gigit bibirnya perlahan, untuk mengurangi beban dalam hatinya, "ya Allah, ternyata semua laki-laki itu sama, di sana sini sama saja, mereka tukang fitnah agar tak membayar." batin Anjani. "Jangan sok suci, berapa laki-laki yang sudah meniduri kamu, hingga anakmu tak punya bapak?" lanjut tante Bety, melangkah meninggalkan Anjani yang terus diam tak menjawab sepatah kata pun, bagaimana mau menjawab? Anjani mau membuka mulut saja beribu-ribu kata sudah terlontar dari mulut tante Bety. Tapi beruntung tante Bety tak melayangkan
Mobil berhenti tepat di sebuah hotel yang nampak hotel ber kelas. Sangat terlihat bangunannya bertingkat menjulang tinggi. Dan kamar tampak besar dan tertata rapi serta terdapat kolam renang di belakangnya. "Anjani, nama yang cantik, sesuai dengan wajahnya yang cantik pula" Puji Antony sembari menyibakkan rambut Anjani yang tergerai tak beraturan ke belakang telinga. Anjani hanya berdiri terpaku di depan Antony dengan menundukkan kepala. Ia hanya diam menikmati alunan jari-jari tangan kelar Antony yang menelusuri setiap lekuk tubuh Anjani. Ia teringat ancaman tante Bety. Kalau dirinya tak boleh berbuat ulah. Ia harus menuruti kemauan Antony sebab Antony sudah membayarnya. Disamping itu, Anjani merasakan dirinya sangat kotor dan percuma jika ia menolak dan memberontak pada Antony. Anjani pun pasrah ketika Antoni mendorong tubuhnya ke atas ranjang. Serta melucuti pakaian Anjani Namun Anjani menemukan Antony bukan laki-laki kasar, tidak seperti Barata dan teman-temannya yang
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.