Share

Bab 37. Keharusan

Nyeri masih terasa. Aku mengepalkan tangan untuk menahannya. Namun, kenapa telapak tangan ini merasakan lain? Bukan ruang hampa yang aku dapati, tetapi kehangatan yang berbalas.

“Sudah enakkan?” Suara menyambut saat mataku terbuka. Segera aku menarik tangan ini dari genggamannya. Apa yang ada di pikiran orang lain kalau melihat ini? Bisa jadi hanya menambah masalah lain.

“Sudah berapa kali aku bilang, jaga kesehatan. Sudah terjadi peradangan di lambung kamu. Seabadpun kamu dirawat di rumah sakit ini, tidak bakalan sembuh kalau pemicunya tetap kamu biarkan!” ucap Dr. Burhan setelah memasukkan kedua tangannya ke dalam kantong jas berwarna putih. Aku memandangnya tanpa tenaga, hanya mengerjap kan mata dan menulikan telinga.

“Stres! Sudah aku jelaskan dari dulu. Kalau kamu stres, gerakan lambung akan semakin cepat dan memicu kamu kumat lagi. Kesehatan itu lebih dari segala-galanya. Kamu tidak bisa berbuat apa-apa kalau sakit seperti ini. Mengerti tidak, sih?!” ucapnya dengan nada keras.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status