Share

Bab 76. Bayangan

“Raya! Terobosan yang kita rancang menjadi percontohan. Aku dipanggil ke pusat untuk berbagi pengalaman!” seru Alex melalui ponsel.

Aku yang masih di stasiun duduk kembali. Niatku untuk kembali setelah kereta api yang membawa Ibu hilang dari pandangan, urung. Suaranya terdengar girang di sana. Rentetan cerita pun mengikuti dengan antusias. Menjadikan dia besar dan semakin mengecilkan diriku.

“Ini termasuk penelitian yang dilakukan Lisa dan proyek di tempat Ria itu!” serunya tidak memberiku kesempatan untuk menyela.

Aku merasa menjadi pendengar dan penonton yang wajib tersenyum dan bersorak atas keberhasilannya.

“Aku hebat, kan? Raya, Sayang?!” Suaranya terdengar keras. Mungkin dia sadar aku hanya diam mendengarkan ceritanya sedari tadi.

“I-iya! Kamu hebat!” seruku setelah terlarut dengan rasa aneh yang menyelusup.

Aku mengerti harusnya aku senang mendengar keberhasilan sang kekasih. Namun, kenapa ada setitik ketidakrelaan? Bukan karena dia, tapi karena keterlambatanku. Dia yang melesa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status