Share

Kelakuan Riana Terbongkar

"Aku harus pamit, Mas. Bian ada jadwal home schooling," ucapku memotong percakapannya dengan Bian.

"Belajar yang rajin ya sayang," pesannya, menatap bola mata Bian yang terlihat masih canggung dengan sikap Papahnya yang tiba-tiba berubah.

"Nanti Papah sering berkunjung buat nemenin Bian bermain," tambahnya, lalu mengecup tangan mungil itu.

Bian hanya diam dan mengulas senyum sebelum pergi. Bi asih mendorong kursi rodanya keluar.

"Aku pun pamit, Mas," ucapku lagi hendak pergi.

"Hati-hati di jalan Hal, jaga anak-anak kita," pesannya lagi. Aku hanya tersenyum tipis sebelum berbalik, melirik Riana yang masih berdiri kokoh di sana meskipun seperti tak dianggap.

Aku menutup pintu perlahan, sedikit ragu untuk melangkah. Aku sungguh penasaran ada apa dengan Mas Rian, apa ini hanya sebuah sandiwara?

"Ada apa denganmu, Mas?" Samar kudengar suara Riana mulai berbicara.

Tapi, sayangnya tidak kudengar jawaban dari Mas Rian. Apa mungkin terlalu jauh? dinding ruangan Mas Rian dibatasi oleh setengah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mifta Nur Auliya
Hahaha malu nya halwa hahha Btw apa jangan2 Zain anak Bastian yaa
goodnovel comment avatar
Chasya Cahaya
hahaha,,, halwa ...halwa.... ngapain coba, radit juga pake2 bahasa AKU MALU, kayak yg lagi mau ehm ehm sama ibu wida.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status