Share

11 Kekhawatiran Yang Tanpa Alasan

"Kenapa dibiarin sampe kering gini darahnya?" gumam Ann begitu melihat luka gores cukup dalam menghiasi telapak tangan kanan Ben. "Pisau? Eh, nggak mungkin sepanjang ini kalau pisau doang sih. Ini pedang pasti, kamu kan samurai!" dumalnya nyerocos.

"Urus aja barang-barang kamu, nggak usah ngurusin urusanku!" kata Ben ketus.

"Aku udah liat ya! Sini!" Ann menarik Ben tanpa peduli ekspresi tak suka lelaki di seberangnya itu. "Aku obatin. Duduk dulu, bentar kucariin obatnya," desisnya otoriter.

"Aku bukan bayi dan aku bisa ngobatin sendiri luka begini doang!"

"Gimana caranya? Itu tangan kanan yang luka! Jangan ngeyel deh, kayak anak TK bentar napa, manis dikit."

"Aku kidal."

Ann tak menanggapi, ia lebih sibuk mencari persediaan obatnya. Anehnya, si tampan dingin kidal ini juga setia menunggu meski mulutnya menolak pengobatan yang akan Ann berikan.

"Sampe begini?" desis Ann melotot galak. "Ini sih emang nggak niat diobatin," sungutnya.

Ben balas diam. Ia bergeser sedikit karen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status