Share

S2| 151. Bertemu untuk Berpisah

“Julian, bagaimana kalau kita menunda momen romantis ini dan menunggu Pangeran Kecil datang. Aku tidak ingin menjadi tontonan,” bisik Mia disertai dengan senyum canggung.

“Kenapa tidak? Kita sudah menjadi suami istri yang sah. Wajar saja jika aku bersikap romantis kepadamu,” sanggah Julian sambil ikut mengamati sekitar. “Padahal, sewaktu di Switzerland, ada lebih banyak mata yang melihat. Tapi, kau tidak keberatan.”

“Itu karena di sana tidak ada ayah dan ibuku, dan kita tidak kenal dengan turis-turis di sana,” jawab Mia tanpa menggerakkan bibir. Wanita itu tidak sadar bahwa pipinya telah memerah.

Alih-alih mengerti, sang suami malah mengerutkan alis. “Tapi, ayah dan ibumu juga ada di acara pernikahan kita. Waktu itu, kau tidak mempermasalahkan keromantisan kita,” timpal Julian sambil mengganjal alis dengan kebingungan.

“Itu pernikahan kita, Julian, momen spesial untuk kita berdua. Tapi saat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status