Share

Bab 3 Tolong Bantu Aku Bujuk Pak Arson

Seluruh tubuh Adela diselimuti dengan hawa dingin saat memikirkan kemungkinan ini, seperti tersambar petir dalam sekejap.

Adela langsung membeli alat tes kehamilan pada malam itu juga demi membuktikan tebakannya.

Dia tertegun saat melihat hasilnya.

Dua garis merah!

Adela telah memeriksa beberapa kali dan hasilnya tetap sama!

Dia merasa takdir benar-benar sedang mempermainkannya.

Dia kembali mendapat pukulan yang besar setelah berhasil dengan susah payah keluar dari hubungan itu.

Adela sudah sering mendengar banyak wanita menggunakan anak di dalam perutnya untuk memaksa sang pria menikahinya, tapi Adela selalu merasa tindakan ini sangat rendahan dan bodoh.

Apalagi apa yang dia hadapi adalah keluarga konglomerat seperti Keluarga Kilto.

Mereka bisa dengan mudah menekan warga sipil biasa tanpa perlu bersusah payah.

Apakah Arson akan senang jika mengetahui bahwa dia hamil?

Huh, tentu saja tidak mungkin.

Dia sudah mengikuti pria ini selama tiga tahun dan dengan jelas mengetahui bahwa pria ini sangat bisa membedakan hubungan seks dengan pernikahan.

Istri Arson hanya bisa merupakan seorang wanita dari keluarga konglomerat, seperti Nona Nissy.

Tidak sepertinya yang merupakan butiran debu.

Adela tidak ingin dibawa oleh Arson untuk menggugurkan anak ini, karena dia tidak akan memiliki keluarga lagi di dunia ini.

Dia sama sekali tidak ingin kehilangan satu-satunya keluarga di dalam perutnya.

...

Adela tidak pergi ke rumah Keluarga Kilto lagi, dia mencari senior yang memiliki hubungan baik dengannya untuk membantu Adela memperkenalkan siswa lain.

Senior ini sangat semangat dan segera memperkenalkan siswa lain padanya.

Pengajaran tatap muka ini sama sekali tidak memakan banyak waktu, dia berlatih di orkestra pada pagi hari dan bisa melakukan pekerjaan paruh waktu di malam hari.

Adela dengan lembut menyentuh perutnya, mungkin dia harus hidup dengan baik demi anak ini.

Darius mengetahui bahwa Adela sudah mendapatkan pekerjaan paruh waktu yang baru dan mengajaknya makan bersama untuk merayakan hal ini.

Adela baru melihat pesan ini setelah selesai mengajar, dia ragu-ragu sejenak dan menyetujui hal ini.

Dia juga ingin menjelaskan secara langsung pada Darius.

Dia sedang hamil dan tidak mungkin bisa bersama dengannya.

Adela menaiki mobil Darius pada pukul setengah delapan malam.

Adela mengira hanya mereka berdua saja, tapi tidak disangka ini adalah sebuah acara makan bersama setelah sampai di sana.

Adela sedikit tertegun, Darius menoleh untuk menatapnya sambil tersenyum, "Ada Pak Arson malam ini."

Dia tidak mengerti apa maksud Darius dan sudah ditarik ke dalam sebelum bisa bereaksi.

Terdapat beberapa orang yang tidak dikenal di dalam ruang pribadi, kecuali Arson.

Dia menoleh dan menatap Adela.

Seluruh tubuh Adela membeku di tempat.

Melarikan diri adalah reaksi pertama Adela, tapi Darius menahan tangannya erat-erat, raut wajah Darius sangat lembut dan terdapat tatapan memohon di matanya, "Aku akan memperkenalkanmu pada temanku."

Teman?

Adela sangat ingin tertawa.

Sepertinya Darius menganggapnya bodoh, dari mana orang-orang di dalam ruangan ini terlihat seperti temannya?

Jelas-jelas ini adalah acara makan bisnis dan Darius ingin dia menemaninya.

Adela hanya bisa dianggap sebagai kekasih gelap Arson saat bersama dengannya, Darius membawanya dengan terang-terangan saat ini, tapi dia hanya dianggap sebagai wanita penghibur.

Benar saja, mereka membicarakan hal seputar bisnis tak lama kemudian.

Darius dengan hati-hati menyebutkan masalah subkontrak dengan Arson.

Arson mengenakan kemeja putih yang rapi dan dasi yang longgar di lehernya. Kedua kancing teratas di kemejanya terbuka yang membuat Arson terlihat sangat santai. Tatapan mata Arson terlihat kabur dan terus-menerus memainkan korek api di tangannya saat pihak lain sedang berbicara dengannya.

"Apakah Pak Darius benar-benar tulus?"

Arson sengaja menatap gelas arak yang penuh di hadapannya dengan tatapan acuh tak acuh, kemudian menatap Adela yang duduk di sebelah Darius, maksudnya terlihat sangat jelas.

Darius segera memahami hal ini.

Dia menatap wanita di sebelahnya yang terus diam sejak awal.

Adela duduk dengan tegang sepanjang malam sampai mendengar Darius membujuknya untuk bersulang pada Arson.

Adela menatap Darius dengan dingin, terdapat banyak tatapan tidak bermoral di meja ini yang sedang menunggunya untuk bersulang.

Darius terus memberi isyarat mata padanya, kemudian dengan cemas mendekati telinga Adela saat melihatnya tidak bergerak dan berkata dengan nada yang lembut dan tidak tahu malu, "Nona Adela, tolong bantu aku ...."

Seluruh tubuh Adela langsung bergidik pada saat ini, bahkan kesabaran terakhirnya sudah mencapai batasnya!

Dia segera berdiri!

Adela berjalan keluar di bawah tatapan semua orang.

Sepatu haknya tidak terlalu tinggi dan Adela berjalan dengan cepat, tapi Darius berhasil mengejar Adela setelah keluar dari ruang pribadi dan menahannya, "Nona Adela ...."

"Lepaskan aku!" Adela dengan jijik menghempaskan tangannya.

Darius tertegun sejenak.

Ekspresi Darius yang awalnya lembut menjadi terlihat ganas di bawah cahaya lampu koridor, "Kedua orang tuamu sudah meninggal dan kondisimu juga baik-baik saja, sejujurnya keluarga biasa akan sulit untuk menerima kondisimu saat ini, tapi aku sama sekali nggak masalah. Kamu cuma perlu dengan patuh kembali untuk membantuku membujuk Pak Arson, lalu kita bisa melanjutkan hubungan kita dan menikah."

Adela sama sekali tidak percaya dengan apa yang dia dengar.

Hanya saja Adela segera mendapatkan kembali akal sehatnya, bagaimana mungkin ada orang yang normal di saat ini? Untung saja Darius menunjukkannya lebih awal dan dia menyadari hal ini tepat waktu.

Adela merapikan rambutnya, kemudian mengangkat kepala dan tersenyum tipis, "Awalnya aku mau bilang terima kasih atas cintamu dan aku nggak bisa menerimanya dengan sopan. Tapi aku rasa nggak perlu karena kamu nggak pantas, Darius!"

Adela berbalik dan berjalan dengan cepat setelah mengatakan ini, seolah-olah sedang menghindar dari penyakit.

Adela tidak ingin memiliki hubungan dengan orang seperti Darius yang memiliki banyak wajah!

...

Turun hujan di luar hotel.

Adela berdiri di luar pintu berputar dan mengubrak-abrik isi tasnya, tapi tidak bisa menemukan payung lipat.

Terdapat cahaya lampu mobil yang perlahan-lahan mendekat dan berkedip.

Adela mengabaikan hal ini sampai terdengar suara memotret dari ponsel.

Dia baru mendongak.

Arson sedang duduk di kursi pengemudi sambil menoleh untuk menatapnya di bawah tangga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status