Share

Bab 5 Benar-benar Sangat Berani Membawa Anaknya Pergi

Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Arson sedang menyatakan bahwa dia dan Nona Nissy akan segera menikah.

Adela sudah mengetahui sejak awal bahwa orang sekelas mereka memiliki pemikiran dan standarnya sendiri dalam pernikahan maupun hubungan percintaan.

Hanya saja, terdapat perasaan rumit di dalam hatinya saat mendengar Arson secara pribadi mengatakan ini.

Arson mengulurkan tangan untuk menyentuh wajah Adela saat melihatnya tidak berbicara, tapi Adela segera menghindarinya.

"Nona Nissy nggak keberatan, tapi aku keberatan," ujar Adela. Masih terdapat air mata di matanya saat kembali mendongak, tapi terdapat tatapan penuh dengan tekad dan tegas pada saat ini, "Pak Arson, aku diajari dengan ketat dari kecil dan nggak bisa jadi simpanan orang, kamu salah cari orang."

Adela menggertakkan giginya dan mengucapkan kata-kata yang tidak dikatakan Arson dengan keras.

Bisa terlihat dengan jelas bahwa Arson masih tertarik dengan tubuhnya dan Adela harus terus bersembunyi seperti seekor tikus jalanan sebelum Arson merasa bosan padanya.

Ini adalah harga yang harus dibayar saat bersama dengannya.

Sebelum ini Adela membutuhkan bantuan Arson untuk memberi bantuan atas pengobatan ibunya, tapi kelemahannya sudah tidak ada saat ini dan Adela tidak ingin terus menerima perlakuan seperti ini.

Arson merasa hal ini sangat menarik karena wanita yang biasanya bersikap sangat patuh tiba-tiba mengeluarkan cakarnya pada saat ini.

Arson mengangkat alisnya dan tersenyum dengan dalam, tapi suaranya terdengar sangat rendah, "Nggak mau jadi simpanan dan cuma mau jadi pacar? Pacar Darius?"

Arson sedang mengejeknya lagi karena memilih orang seburuk itu di dunia ini.

Adela merasa Arson sangat aneh, dia tidak marah karena ucapannya dan berkata dengan tenang, "Menurutku kalian berdua nggak berbeda jauh dan aku nggak akan memilih siapa pun."

Adela sama sekali tidak marah dan berkata dengan serius, "Ini juga termasuk sebagai pengalaman pertumbuhan bagi seorang wanita kalau punya banyak hubungan dengan beberapa pria, aku merasa lega karena bisa meninggalkan kalian, aku cantik dan emosiku nggak buruk, bagaimana mungkin aku nggak bisa bertemu dengan pria yang benar-benar cocok denganku?"

Senyum di wajah Arson menegang dan menggertakkan giginya, seolah sedang menahan dirinya.

Adela kembali menunduk dan menebak Arson seharusnya sedang marah karena dibandingkan dengan Darius.

Karena hal ini benar-benar merupakan sebuah penghinaan bagi Arson.

Arson mengeluarkan kotak rokoknya dan mengambil sebatang rokok.

Mobil segera dipenuhi dengan asap.

Adela menyentuh perutnya, kemudian berbalik dan secara alami menurunkan kaca jendela mobil.

Hujan dan angin sudah mereda pada saat ini, angin sejuk masuk dan menghilangkan asap.

"Kamu masih mau menikah?" Arson menenangkan suasana hatinya dan bertanya dengan datar.

Adela mengangkat matanya dan mengangguk dengan serius, "Sama seperti kamu yang mau menikahi Nona Nissy, kamu melakukannya demi kepentingan bisnis, sedangkan aku ingin mencari pasangan yang memperlakukanku dengan tulus. Kita semua punya tujuan kita masing-masing dan nggak perlu ikut campur."

Tujuan mereka memang berbeda.

"Baiklah kalau begitu."

Adela tidak bisa melihat wajah Arson dengan jelas melalui asap.

Arson mematikan rokok di tangannya dan menggerakkan mobil. Mobil segera meninggalkan tempat yang semula gelap ke tempat yang terang benderang.

Adela akhirnya melihat pemandangan malam yang akrab di dekat rumahnya setelah Arson berkendara selama beberapa saat.

Mobil menepi di samping.

Arson tidak menjeratnya lagi kali ini.

Arson menyerahkan payung pada Adela saat dia akan turun dari mobil.

Hujan masih turun di luar.

Adela tertegun sejenak, kemudian mendongak dan tersenyum padanya, "Nggak perlu, Pak Arson. Aku nggak selemah itu dan juga nggak suka menyimpan barang milik mantan."

...

Sebenarnya Adela sedang berbohong.

Senyum di wajah Adela langsung menghilang setelah menutup pintu mobil dan berbalik, hatinya digerogoti oleh rasa bersalah di sebuah sudut yang tidak terlihat oleh orang-orang.

Kakinya semakin bergerak dengan cepat dan tidak berani menoleh ke belakang seolah-olah sedang dikejar oleh seekor binatang buas yang lapar.

Adela tidak mengambil payungnya, tapi mempertahankan anaknya.

Adela sangat menurut dan patuh pada Arson selama tiga tahun ini, tapi melakukan hal yang berani pada akhirnya.

Arson pasti sama sekali tidak pernah membayangkan bahwa wanita ini bisa dengan berani membawa anaknya pergi!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status