Share

Part 74

"Minumlah tehnya. Kau sudah lama datang?" tanyaku berbasa-basi. Bagaimana pun aku sudah berjanji untuk tak mengacuhkan jika berada di dekatnya. Untuk itulah aku lebih berusaha menghindari atau tak bertemu langsung dengannya.

Dia masih diam saja. Tak banyak bicara seperti biasa. Lalu mengambil cangkir teh dan meminumnya.

"Kalian terlihat canggung," tegur Ayah. "Bicaralah padanya, apa yang tadi kau katakan padaku. Aku dan Harun akan membiarkan kalian bicara dengan nyaman."

Eh? Kenapa Ayah seperti memberikan kami kesempatan. Wajah Paman kian memerah. Bukan bersemu karena malu, tapi terlihat marah dan cemburu.

"Ayo, Harun. Kau bisa pinjamkan aku laptopmu?" Ayah bangkit dan berjalan ke arah belakang, menuju kamar Paman.

Paman juga bangkit dan mendekatiku. "Ingat janjimu," ucapnya setengah berbisik, lalu memandang sekilas ke arah Andar dengan tatapan tak sukanya.

.

"Kau memblokir nomorku!" ketus Andar sambil memalingkan wajah. Dia benar. Aku sengaja melakukannya. Aku tak ingin memberik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status