Share

Bab 13

Riris terus meraung kesakitan, aku bingung karena tak tahu dimana keluarga ini meletakkan P3K.

"Non... Ada apa? Maaf, Ibuk di kebun belakang." dengan tergoboh Buk Yanti akhirnya datang.

"Ini Riris kenapa pecahan kaca, Buk. Tolong ambilkan P3K. Lukanya seperti bukan cuma satu dan aku takut pecahan kaca kecilnya masih menancap."

Tanpa menjawab lagi, Buk Yanti berjalan menuju keruang tengah. Kemudian kembali dengan membawa alat P3K dan air hanyat.

"Sini, Buk." Kuambil saja semua yang ada ditangannya.

Kuusap pelan-pelan dengan air hangat setiap darah yang menetes pada kaki Riris. Dia sudah tak menangis tapi masih sesenggukan. Kakek Antareja kembali kesana dengan nafas tersenggal-senggal.

"Bagaimana kondisi kamu, Nak!" dia memegang pipi kanan dan kiri Riris. Seolah mencari luka di sana.

"Alhamdulillah, Kek. Cuma kakinya saja yang terluka." Aku menjawab sambil membalut luka pada kaki Riris.

Sejenak Kakek berfikir, kemudian mengangguk. Entah apa yang dia anggukan. Setelah selesai Riri
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status