Share

RASA ITU TETAP SAMA

"Ohya, gimana kabar kamu, Lan? Dengar-dengar ibu sudah meninggal, benar?"

"Alhamdulillah kabarku dan Ryan baik, Dik. Seperti yang kamu lihat sekarang. Soal ibu ... memang benar ibu telah berpulang tiga tahun lalu," ujarku dengan senyum tipis, berusaha menghalau kedua mata yang mulai hangat.

"Maaf nggak bisa ikut takziah ya, Lan. Kebetulan aku ada ujian tengah semester saat itu jadi nggak bisa pulang. Maaf juga kalau pertanyaanku ini membuatmu dan Ryan kembali mengingat duka itu."

Aku mengangguk pelan sementara Ryan terlihat lebih rileks. Mungkin karena dia laki-laki, jadi tak terlalu dibawa perasaan tiap kali ada pertanyaan tentang ibu ataupun masa lalu kami yang pahit dulu.

"Nggak apa-apa kok, Dik. Lagian juga sudah berlalu dan ibu InsyaAllah sudah tenang di sana," balasku. Kuhela napas panjang untuk menetralkan rasa. Dikta tampak manggut-manggut setelah mendengar jawabanku.

"Ke sini sendirian, Mas?" tanya Ryan kemudian. Dia sengaja mengalihkan obrolan saat menatapku. Mungkin ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status