Share

Perbedaan Santet, Teluh, Tenung dan Guna-guna

Bab 45

"Aku sudah siap kok. Pijat aja," tegur Novi yang mendapatiku sungkan menyentuh tubuhnya.

Aku berdeham pelan, "Badan kamu terlalu tegang. Harusnya lebih rileks agar bisa dipijat."

Novi tersenyum malu. "Maaf, saking gugupnya, aku jadi tegang begini. Hehehe ...."

Menit berselang, aku masih mencermati sekujur tubuhnya dengan rasa kecewa.

"Kapan mijatnya kalau badan kamu belum juga rileks, huh? Memijat saat otot tegang, bisa berakibat fatal. Ayolah kamu harus rileks," omelku.

"Hmm, sebenarnya harus ada aksi kecil barulah bisa rileks." Novi mengerlingkan mata.

Ia menegakkan tubuh dari berbaring. Duduk menjulurkan kedua kaki, wajahnya mendekat ke wajahku.

"Eh--eh, ngapain ini! Jan ngadi-ngadi kamu!" tolakku samar. Takut didengar oleh Ibunya lantas terjadi salah paham.

"Bantu aku dong agar bisa rileks. Cuman sebentar doang," rayunya di telingaku.

Aku akan menjawab tapi Novi telah lebih dulu menempelkan bibirnya ke bibirku. Kucoba membuka mulut untuk bersuara, lagi-lagi ia lebih d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status