Dark Life

Dark Life

By:  Siti Ulfa Afkari  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
6Chapters
989views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Kehidupan malang yang dijalani seorang anak sebatang kara, tak membuatnya putus asa. Kerap kali berada dalam situasi bahaya tidak menyurutkan semangatnya untuk terus melanjutkan sesuatu yang mereka sebut sebagai 'kehidupan'.

View More
Dark Life Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
6 Chapters
Tentang Jack
Menapaki jalanan tanpa tujuan, luntang-lantung berkeliaran, menelusuri jalanan yang sama setiap harinya. Anak lelaki itu tampak menyedihkan. Tubuh penuh luka, bahkan beberapa di antaranya membusuk akibat infeksi luka yang ada. Sebagian menatapnya menjijikkan, tetapi yang lainnya merasa iba dan kasihan. Sejak lahir ke muka bumi, ia tidak pernah merasakan ada kehangatan di hatinya. Ibunya telah tiada saat ia baru membuka matanya, sang ayah pergi mengembara tanpa tahu bagaimana kabarnya di sana, meninggalkan seorang anak lelaki mungil yang baru saja terlahir ke dunia. Manusia-manusia baik dengan simpati tinggi, membantunya hingga kini. “Hai Jack!” sapa gadis kecil, sepertinya umurnya sebaya dengan Jack; anak lelaki yang ia sapa barusan. Anak itu hanya berdeham untuk membalas sapaan dari gadis kecil itu. “Dari mana?” tanyanya sembari merangkul Jack. Tubuhnya yang tinggi, sangat me
Read more
Sang Duke Muda
Sayup-sayup terdengar rintihan seseorang di bawah reruntuhan. Dengan cepat, seorang pria berbaju kesatria berbadan kekar, membongkar rumah-rumah yang roboh untuk mencari sumber suara. Suara yang ia dengar sekilas dan sangat pelan, membuatnya tidak dapat menentukan di mana asal suara tersebut dengan pasti. Setelah beberapa waktu, ia menemukan seorang anak kecil tertimpa reruntuhan, tidak ada orang lain selain dirinya di sana. Kesatria berambut pirang itu segera mengeluarkan anak yang ia temukan dari posisinya sekarang. “Tim medis!” pekiknya memanggil tim medis yang tengah hilir mudik ke sana kemari membawa para korban. Beberapa dari mereka datang menghampiri pria itu. Membawa anak tersebut ke tenda pengungsian. “Maafkan kami, Ketua. Mereka melarikan diri!” ujar seorang laki-laki yang lebih muda datang menemui sang kesatria sambil berlutut dengan pandangan lurus ke bawah. Wajahnya tampak tidak bersahabat. Alisnya menukik, dia tengah sangat ma
Read more
Rasa Kesal
Sang surya telah menampakkan diri seutuhnya. Namun, beberapa insan masih terlelap dalam tidur. Anak lelaki itu juga masih berada di tempat tidur sementara, walau keadaan di luar sedang dalam keributan tetap saja anak itu tidak merasa terganggu sedikit pun. Orang-orang menatapnya aneh. Tatapan risi ia terima, seharusnya tatapan tersebut tidak harus ia terima.Anak itu mengerjapkan matanya. Menyesuaikan cahaya yang masuk. Ia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya. Netra anak tersebut mengamati situasi yang ada, ia merasa asing dengan tempat tersebut. Ia juga merasa heran pada dirinya, anak tersebut berpikir ia telah berada di alam lain. Namun, nyatanya ia masih berada di dunia yang sama seperti sebelumnya, karena ia melihat beberapa orang yang ia kenal lalu-lalang.“Gleysia!” panggilnya ketika netranya menangkap seorang gadis kecil tengah duduk memainkan tanah. Wajahnya tampak sendu.“G-Gley!” panggilnya lagi ragu.Biasanya, gadis terse
Read more
Mirip Seseorang
Lelaki muda itu masih tampak kesal. Ia merasa lelah akan segala yang terjadi.“Sudahlah Aixlon jangan terlalu kau pikirkan!” Serkey menepuk pundak Aixlon untuk menenangkannya.“Bagaimana keadaan di luar?” tanya Aixlon mengubah pembicaraan. Ia masih kesal jika harus kembali membahas kejadian tadi malam.“Baik-baik saja,” jawab Serkey.“Tidak ada penyerangan kembali, kau bisa bersantai sejenak,” tambahnya. Serkey tahu bagaimana sibuknya temannya itu menyesuaikan jadwalnya, mulai dari menjaga perbatasan, hingga sekarang harus menumpas pemberontakan yang berlangsung. Aixlon bahkan tidak menyentuh makanannya sejak tadi karena kerisauannya terhadap penyerangan di desa lainnya. Ia telah mengutus pasukan kerajaan dan kesatria keluarga duke untuk bersiap di titik yang telah ia tentukan. Ia juga mengirim surat kepada bangsawan lainnya untuk berjaga-jaga jika ada penyerangan kembali.Seharusnya lelaki muda terse
Read more
Rambut Merah
Pada zaman dahulu, mereka yang memiliki rambut merah ditangkap dan dijatuhi hukuman dengan cara dibakar hidup-hidup di tengah keramaian. Mereka dianggap sebagai penyihir yang membuat banyak kekacauan. Namun, kebijakan tersebut memang telah lama dihapuskan, walau tetap saja mereka yang memiliki rambut merah tetap merasakan adanya ketidakadilan karena masyarakat tetap menangkap remeh mereka. Tidak terkecuali keluarga Duke Aixlon, di mana setiap keturunan mereka pasti memiliki rambut merah. Jarang rakyat biasa memiliki rambut merah juga, walau ada pasti tidak banyak. Makanya, tak heran Aixlon merasa aneh dengan Jack.“Kenapa kalian di sini?” tanya Aixlon membuka obrolan setelah keheningan terjadi.“Memangnya kenapa?” Lagi-lagi Jack menjawab dengan dingin.Aixlon tidak dapat berkata apa-apa lagi, karena sepertinya Jack tidak ingin didekati olehnya. Aixlon memang tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak, sehingga ia tidak tahu bagaimana cara
Read more
Membujuk
Sudah beberapa hari Aixlon beserta rombongan berada di desa Seilt; desa tempat terjadinya kekacauan beberapa saat lalu. Bantuan telah masyarakat terima dari kerajaan, untuk kembali membangun desa mereka. Tidak seperti yang Aixlon kabarkan pada Harley, tidak ada penyerangan di titik lainnya, diplomasi juga segera dilaksanakan. Hingga kata ‘damai’ kembali tercipta di antara dua kerajaan tersebut. Masing-masing pihak menyadari bahwa saling menyerang hanya akan merugikan saja. Kekuatan yang hampir seimbang tersebut, membuat mereka tidak dapat saling menguasai. ***“Jack, kita harus gimana?” tanya Gley sembari meremas ujung bajunya. Ia tampak ketakutan saat ini. Jack hanya mampu menenangkannya sembari mengucapkan kata-kata penghiburan, tetapi ia tidak mampu menjanjikan apa pun pada Gley. Selama ini, ia saja hidup di bawah garis kemiskinan, kerap kali menahan kelaparan, tentu dia tidak sanggup menghidupi Gley bersamanya. &ldquo
Read more
DMCA.com Protection Status