Share

22. Balasan Telak

"Kamu duduk saja, istirahat." Sakti menarik lembut tangan Chava, menyuruhnya duduk di tepian ranjang.

"Belum selesai, Mas. Sebentar lagi, tanggung ini."

"Sudah, nanti Mas bantu."

Sakti mengeluarkan beberapa potong pakaian istrinya dari dalam tas kemudian memindahkannya ke lemari. Sejak pertama menginjakkan kaki di rumah sederhana itu senyum tak lekang menghiasi wajah tampannya.

Setelah mengurus semua keperluan untuk melegalkan pernikahan mereka, Sakti memutuskan untuk membawa Chava tinggal di rumah kontrakannya. Beruntung, Chava langsung menyetujuinya. Biar bagaimana pun, mereka sudah menikah, terlepas dari cara mereka mengikat janji suci, Chava paham betul kewajibannya sebagai istri.

"Baru datang bukannya istirahat dulu malah langsung beres-beres. Sudah sore, kita malah belum sempat makan siang. Tadi Mas ajak mampir makan nggak mau."

Chava tersenyum, baru kali ini dia melihat pria yang biasanya kalem, menjadi banyak bicara.

"Tadi belum lapar, Mas."

"Kalau sekarang sudah?" Meliha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
makan tu cemburu, chava lepas dr km hidupnya malah bahagia bersama sakti. bner2 sakti suami yg baik selalu memperlakukan chava bak ratu di dalam istana sakti.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status