Share

Bab 17 Makanan Super Asin

"I-iya, Pak. Tapi Pak Fikri jangan melihat. Kalau melanggar, akan saya laporkan polisi," ancamku yang sepertinya tak berarti apa-apa.

Kulihat Pak Fikri sudah berdiri menghadap pintu kamar mandi. Sementara aku masih saja bergeming. Aku tak bisa mandi karena kakiku sakit. Gegas aku duduk di kloset yang ditutup. Aku mulai menggosok gigi dan mencuci muka. Setelah itu,

"Sudah, Pak," ucapku.

"Kamu belum mandi, Al," suara Pak Fikri terdengar kesal.

"Saya gak jadi mandi. Kalau Mama bertanya, jawab saja saya sudah mandi. Gampangkan," saranku. Mana ada laki-laki yang tahan ketika melihat wanita bertelanjang bulat. Enak saja. Aku tak akan pernah mau bertelanjang di depan Pak Fikri, meski dia suamiku.

"Terserah kamu. Ayo keluar, dasar jorok."

Pak Fikri kembali membopong tubuhku. Meski jorok, tubuhku tetap wangi kok. Apalagi sejak pake parfum pemberian almarhum Bu Nabila yang wanginya gak akan hilang selama seminggu.

"Sudah selesai ya? Duh kalian romantis sekali." Mama Fira.

Aku tak menyangka kala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status