Share

#16

"Apa? Aauuwh!" Gerakan dudukku yang tiba-tiba membuat infus di tangan terasa nyeri dan darah merembes ke perban perekatnya.

"Hati-hati, Nisa ...," omel santri tadi melongok ke tirai memanggil perawat yang didatangkan khusus dari tenaga medis terlatih dengan bayaran sukarela.

"Mbak tahu pasti kamu lagi kacau banget, ya? Habis kecelakaan, kehilangan Ayah, sekarang malah harus menikah buru-buru? Tapi itu semua demi almarhum Ayah kamu, Nis ... Mbak dengar itu salah satu wasiatnya agar disegerakan menikahi kamu. Ustadz Fahd faham bahwa tak baik menunda wasiat untuk dikerjakan, jadi jalani dengan niat karena ibadah, ya? Allah pasti memberi kemudahan untuk kalian, Mbak yakin, Nis!" ujar perawat yang biasa dipanggil Mbak Gadis itu panjang lebar sambil melepaskan infus di tanganku.

Aku terdiam mencerna kalimatnya dengan menatap kosong.

'Apakah aku harus menjalani pernikahan ini? Sedangkan sepemahamanku hukumnya tidaklah sah bahkan batal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status