Share

#15

Suara adzan berkumandang menandakan hari berganti malam. Alunan panggilan Allah untuk hamba-Nya yang beriman itu terdengar seperti lagu duka untukku. Bagai mimpi di siang bolong, Ayah pergi setelah dia tahu hinanya perbuatanku. Dia pergi membawa corengan aib di wajah dari putrinya sendiri.

Allah ...

'Mengapa harus Ayah yang Engkau panggil lebih dulu? Apa yang bisa kulakukan tanpa dia di sisiku dalam keadaan seperti ini?'

"Maafkan Ayah, Nis ... Sejak berpisah dengan Bunda, Ayah tak lagi banyak menemani dan mendengarkan keluh kesahmu, Sayang ... maafkan Ayah, ya?"

Kalimat terakhir Ayah semalam sebelum aku kembali ke kamar untuk tidur.

"Kamu sudah mengantuk, Nis? Bisa temani Ayah sebentar lagi?" cegahnya menahan lenganku yang baru saja mencium punggung tangan keriput itu.

Aku hanya mengangguk dan Ayah meminta dipeluk lalu menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status