Share

65. Hirsiz

“Papa! Ya ampun sampe cengo lihat yang bening! Bilangin Mama loh,”

Kania merebut ponsel miliknya dari tangan Naufal. Dia mengira jika sang ayah terpesona melihat kecantikan wajah temannya tersebut. Bukankah tak menutup kemungkinan lelaki beristri menyukai gadis lajang.

“Kau jelas gadis yang paling cantik Sayang. Bagi Papa, kau gadis cantik nomor satu di dunia ini dan Mama urutan ke dua,” kata Naufal berusaha menormalkan perasaannya yang tak karuan. Seperti ada sebuah insting yang terhubung saat mengingat Nuha. Perasaan seorang ayah.

“Papa gombal!”

Kania memasang wajah masam.

“Sayang, Papa pernah melihat Nuha tak sengaja,” tutur Naufal berupaya mengingat pertemuannya dengan Nuha saat Nuha terkunci di dalam kendaraan beroda miliknya Din kala itu. Nuha terlihat ketakutan.

“Kapan?” tanya Kania dengan terburu-buru.

“Waktu itu, mobil Papa mogok di tepi jalan yang sepi dekat perkebunan jati. Tak jauh dari mobil Papa, ada juga mobil yang berhenti di sana, kira-kira beberapa meter di depan mo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status