Share

69. Anak kandungku

Dua puluh tahun yang lalu

Malam itu, seorang pemuda berperawakan tinggi dengan rambut gondrong tengah berlari di bawah rinai hujan yang begitu lebat. Dia memayungi tubuhnya dengan jaketnya. Dia berjalan dengan tergesa meski harus melawan hujan lebat demi menemui sang kekasih hatinya yang sudah lama menunggunya di halte bus dengan wajah yang ditekuk.

Gadis cantik berambut panjang sepunggung itu duduk sendirian di sana sembari menekuri lantai yang dipijaknya. Sesekali dia memainkan sepatu pantofelnya, mulai merasa jenuh sebab kekasihnya tak kunjung datang menjemputnya padahal malam sudah larut dan jalanan terlihat sepi.

“Arun! Arun!” seru pria berambut gondrong tersebut saat kakinya mendarat sempurna di depannya setelah mengibaskan jaketnya yang basah.

“Sayang … Arun!” serunya lagi dengan suara yang lembut, berharap kekasihnya, Arunika muda menoleh padanya dan menyambutnya dengan sebuah pelukan dan kecupan hangat di pipinya. Namun hal tersebut hanyalah angan belaka.

Aruni tak menggubris
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status