Share

A Moment

"Sebenarnya kita mau ke mana sih, Nan?"

Aku bertanya setelah melalui belokan ke kanan pada simpang tiga di depan mal besar. Sepanjang jalan dipenuhi jejeran pertokoan bermerek, tempat karaoke, bahkan kafe-kafe besar. Melalui jalan dua arah lurus dengan kecepatan rata-rata menggodaku untuk menekan pedal gas di bawah sepatu dalam-dalam kalau saja Nanda tidak melarang.

Katanya, "Aturan berkendara di sini sangat ketat.

Alhasil, kakiku seolah menggantung pada pedal nanggung. Jari-jariku hanya bisa mengetuk pinggiran roda kemudi seiring lagu yang mengalun dari saluran radio.

Sesekali Nanda mengikuti lirik lagu sampai terpejam ketika bergoyang di bangkunya, seperti, "Than a moment, than a moment, love."

Kebanyakan bahasa asing yang enggak kumengerti. Apalagi kata-kata yang mengiringinya.

"Lurus aja sampai ketemu lapangan, Pak." Nanda masih mengarahkan setiap aku kedapatan bertemu tatap dengannya.

Kesan yang kutangkap darinya?

Ceria.

Bergejolak.

Perawat dengan gelar ahli muda di usia dua puluh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ida
Apa lgi ini?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status