Share

Kenyataan

"Kode biru, Pak."

Aku segera menandatangani surat persetujuan pemindahan pasien yang selesai ditangani dan beralih pada panggilan Nanda di ranjang lainnya.

Pria tua yang kuingat sebagai Pak Raden, bapaknya Aya, terbaring di sana bersama alat bantu pernapasan dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Stetoskop dari saku segera kugunakan untuk mengecek hitungan detak jantung berdasarkan detik dari arloji di tangan kananku. Lemah. Cenderung hilang beberapa kali.

Jemariku bergerak menyentuh jalan napasnya yang lambat. Harusnya masih bisa dipacu.

"Bapak kenapa, Ya?" tanyaku pada gadis yang menyertai si bapak.

Kulit wajah Aya sudah merah, basah dengan air mata yang terlihat beberapa kali diusap. "Pak Amir bilang Bapak pingsan di toko."

Monitor menunjukkan lemahnya detak jantung Bapak. Aku sampai harus menekan pertengahan dadanya berkali-kali dengan cepat, berharap tampilan monitor berubah.

Napasku mulai terengah. Enggak bakal kuat kalau begini. Setiap terlambat menekan, tekanan jantungnya langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status