Share

Permintaan Bapak

Kulepaskan jaket terluar, lalu kaus yang melapisi tubuh. Sepagi ini, kena pendingin ruangan? Uh, rasanya menusuk kulit melalui pori-pori.

Jemari panjang Aya tampak bergerilya di permukaan meja, perlahan ... mengetuk-ngetuk. Bola matanya memutar sekali karena terus menghadapi pertanyaan dari rekan kerja yang memergoki kami saling berpagut di belakang pintu.

"Masih langgeng? Jadi nikah beneran?" Tuh, kan. Mas Agus masih aja nanya. Biarpun tangannya repot sama perang senjata di dunia maya, lambe-nya masih bisa kepo.

"Um ..., tanya Aya. Masih mau enggak dianya sama saya?" Aku mengambil salah satu kaus dari laci. Warna putih dengan logo seperti akar kuadrat, salah satu merek terkenal yang lagi in di kalangan anak muda.

"Mbak Aya?" Mas Agus menghadap tempat dudukku yang Aya tempati. Sepertinya dia berhenti bermain dan meletakkan ponselnya di meja.

"Eng ..., enggak tahu."

Aku mengulum bibir, menahan gelak karena Aya dadakan menoleh setelah terpaku melihatku memasang kaus.

"Suka?" Kuisyaratkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status