Share

Permintaan

Bodohnya, aku malah berlari di sepanjang koridor melalui belakang ruang IGD hanya untuk menemui Aya, memeluk aromanya yang sangat mampu menarik pemikiran gila dan egois di kepalaku. "Gimana Bapak, Ya?"

Aya menunjuk pintu bertanda ICCU di belakang punggungnya setelah memberi jarak dengan melepaskan pelukanku. "Tadi sesak. Sekarang masih belum sadar." Punggung tangannya terus mengusap pipi yang basah.

"Aya, aku enggak bawa tisu atau sapu tangan, tapi kamu bisa pakai...." Kusodorkan bagian dada kaus yang kukenakan dan ternyata langsung ditariknya untuk mengusap lelehan yang keluar dari hidungnya.

Enggak cuma sekali. Enggak ngitung juga berkali-kali dia membasahi kausku. Kupikir masih bisa ditutupi dengan menutup ritsleting jaket nanti.

Melihat lendir transparan yang Aya tinggalkan, aku bergidik dan segera menarik ritsleting jaket kelabuku. Salahnya lagi, harusnya aku biarin dia ngelap ingus pakai jaketku aja. Jadi jaket bisa dilepas. Kalau ngelapis, cuciannya jadi dobel. Ah, kayak aku aja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status