Share

Bab 2

Ratih memandang takjub rumah besar yang ada didepannya. Ratih tidak menyangka ternyata majikan Reno sangat kaya raya. Ratih membayangkan betapa indah dan megahnya interior dirumah ini. Namun lamunannya buyar saat Reno berseru memanggilnya. Ratih merasa malu karena sempat melamun sambil memandangi rumah ini.

Reno meminta Ratih untuk menunggunya diruang tamu, sementara ia memanggil tuannya.

Suara langkah kaki mendekat membuat jantung Ratih berdebar. Ia yakin bahwa yang datang adalah Reno bersama calon majikannya.

Arjuna melangkah menghampiri Ratih yang berdiri diruang tamu dengan kepala menunduk. Ratih dapat merasakan tatapan Arjuna padanya, membuat perasaannya semakin gugup. Ia berharap dapat memberikan kesan yang baik pada calon majikannya, dan bisa diterima bekerja dirumah ini.

Arjuna mengamati gadis itu dengan seksama lalu bertanya. "Siapa namamu?"

"Nama saya Ratih, tuan." jawab Ratih sopan.

"Berapa umurmu?" lanjut Arjuna.

"Umur saya 18 tahun, tuan."

"Ckck Reno Reno, masih kecil kenapa kamu bawa kemari?" Arjuna berdecak.

"Maaf, tuan. Didesa saya umur 18 tahun sudah dianggap dewasa. Bahkan sudah boleh menikah." jawab Reno menjelaskan.

"Benarkah?" tanya Arjuna seakan tidak percaya.

"Iya, tuan." jawab Reno mantap.

"Apa saja yang bisa kamu kerjakan Ratih?" lanjut Arjuna kembali bertanya.

"Saya bisa membersihkan rumah dan juga memasak, tuan."jawab Ratih.

Arjuna tampak berpikir sejenak sambil mengamati Ratih. Kemudian ia berkata. "Peraturan dirumah ini, setiap pelayan harus mengerjakan pekerjaannya dengan benar dan tepat waktu. Tidak boleh selalu minta izin ataupun banyak drama. Kamu sanggup Ratih?"

"IInsya Allah saya sanggup, tuan." ucap Ratih mantap.

Arjuna diam sejenak nampak masih berpikir. Sampai saat Ratih memberanikan diri untuk bertanya, "Jadi bagaimana, tuan. Apa saya diterima?"

Ratih menunggu dengan harap-harap cemas. Dalam hati berdoa agar diterima menjadi pelayan dirumah ini. Orangtuanya didesa pasti sangat senang jika ia bisa membantu perekonomian keluarga yang saat ini dalam kondisi susah.

"Baiklah, kamu diterima." jawab Arjuna pada akhirnya.

Ratih nampak lega mendengar keputusan Arjuna. Ia mengucapkan basmallah dan tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Arjuna.

Saking senangnya, tanpa sadar Ratih mengambil tangan Arjuna lalu menciumnya. Arjuna terkejut, terdiam kaku dengan perlakuan Ratih barusan. Ia sangat kaget dan tidak menyangka gadis itu akan mencium tangannya. Selama ini belum ada yang melakukan hal itu padanya.

Ratih sendiri setelah menyadari apa yang baru saja dilakukannya, segera meminta maaf kepada Arjuna.

"Maafkan saya, tuan. Saya tidak bermaksud lancang." ujar Ratih dengan nada menyesal.

Arjuna mengangguk lalu mengubah ekspresinya menjadi datar seperti biasa. Ia tampak terkejut dengan tindakan Ratih, namun berusaha menyembunyikan reaksinya.

Suasana menjadi sedikit canggung setelah insiden itu. Arjuna berdehem pelan, berusaha mencairkan suasana.

"Baiklah Ratih, kamu bisa mulai bekerja besok. Reno akan menunjukkan kamarmu dan menjelaskan tugas-tugasmu." ucap Arjuna dengan nada tenang.

Ratih mengangguk dengan patuh. Ia merasa malu atas tindakannya tadi, namun juga lega karna Arjuna menerimanya bekerja dirumah ini.

Setelah Arjuna pergi berlalu, Ratih mengikuti Reno yang akan menunjukkan dimana kamarnya berada. Ratih melongo saat memasuki kamar yang akan di tempatinya. Kamar itu ternyata besar dan sudah ada isinya lengkap. Bahkan kamar mandinya pun ada di dalam. Berbeda sekali dengan kamarnya sewaktu didesa, yang isinya hanya lemari kecil dan ranjang kayu yang beralaskan tikar.

Kamar yang akan ditempatinya ini jauh melebihi ekspektasinya. Ah, jika seperti ini Ratih merasa seperti orang kaya.

Sebelum beranjak keluar, Reno kembali mengingatkan Ratih tentang tugas-tugasnya yang harus dikerjakan besok.

Ratih mendengarkan dan berusaha mengingat semua intruksi yang diberikan oleh Reno. Ia tidak ingin mengecewakan Tuan Arjuna dihari pertamanya bekerja.

Setelah shalat isya, Ratih memutuskan untuk segera beristirahat. Perjalanan dari desa tadi membuat tubuhnya lelah. Dengan segera ia merebahkan tubuhnya ke ranjang empuk dikamar barunya. "Empuk sekali" gumamnya senang.

***

Adzan subuh berkumandang merdu. Ratih terbangun dengan keadaan tubuh yang sudah relaks, sepertinya rasa capek selama perjalanan dikereta kemarin sudah hilang. Tanpa menunda waktu, Ratih bergegas membersihkan diri, kemudian segera menunaikan shalat subuh.

Ratih memulai pekerjaan pertamanya dengan menyapu halaman. Lalu membersihkan debu di seluruh ruangan, dan merapikan perabotan. Ia bekerja dengan cekatan. Berusaha menyelesaikan semua tugasnya sebelum Tuan Arjuna bangun.

Saat Ratih sedang menyapu ruang tamu, seorang wanita paruh baya menyapanya dengan ramah.

"Apa kamu pelayan baru, tetangganya Mas Reno itu?" tanya wanita itu dengan senyum.

Ratih sedikit terkejut, namun membalas sapaan wanita paruh baya itu dengan sopan. "Benar bu, nama saya Ratih, saya pelayan baru disini, tetangga Mas Reno dari desa."

Wanita paruh baya itu mengangguk. "Nama ibu Siti, panggil saja Bu Siti. Semoga kamu betah bekerja disini." ucap Bu Siti ramah. Lalu keduanya berbincang sebentar.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status