Share

delapan puluh empat

Melihat calon istrinya tertunduk malu, ingin sekali Iyan menggodanya. Namun, sayang mereka belum sah secara hukum dan agama, jadi Iyan belum bisa mengekspresikan keinginannya tersebu, lelaki jangkung itu hanya bisa mengulum senyum karena gemas.

"Ini Ibu bawain tahu bulat," ucap Rahayu sambil meletakkan tas kresek yang sedari tadi ditentengnya ke meja. Alif segera membuka tas kresek tersebut dan mengambil satu buah makanan yang digoreng dadakan di mobil tersebut.

"Ini buat Bunda." Bocah yang semakin tinggi itu menghampiri lalu menyuapi Ambar.

"Bismillah," ucap Ambar sebelum membuka mulutnya.

"Enak, Bunda?" tanyanya sambil memperhatikan Ambar menguyah makanan tersebut. Tanpa sadar Alif ikut mengunyah dan menelan ludahnya.

"Masyaallah ... sedap sekali, Kak. Kak, Kakak tahu nggak? Apapun makanannya kalau Kakak yang nyuapin rasanya jadi enak loh," ujar Ambar membuat Alif tersenyum saat mendengarnya. Alif kembali mengambil makanan tersebut, kali ini bocah dengan rambut ikal itu mendekati
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status