Share

Gadis yang Tertawan bab 29

Rumini memaksakan senyumnya dan menatap Ananta dengan pandangan yang rumit. Ia menghapus bulir bening di pipinya, dan mengelus perutnya yang datar. Ananta menyaksikan semua itu dengan perasaan campur aduk. Hatinya begitu perih.

"Tidak! Kalau itu mau bapak, aku akan menuruti, aku akan mengambil keuntungan dari keinginannya. Apakah, Mas mau Maafkan aku kalau suatu hari nanti aku menjadi anak yang durhaka?" tanya Rumi dengan suara yang berat.

Ananta menangis dan bersujud di kaki adiknya, sekali lagi ia merasa telah menjadi orang yang gagal. Gagal dalam melindungi orang-orang yang ia sayangi. Parahnya, musuhnya sendiri adalah ayah kandungnya.

"Lakukan, Rum. Lakukan kalau itu bisa melegakan hatimu."

Malam ini Ananta memutuskan untuk berdiam diri di dalam kamarnya, ingin menjaga sang adik di rumah. Hasrat kepada minuman hilang begitu saja, untuk mengurangi kesedihannya karena ditinggal Dara, Ananta memilih mabuk-mabukan. Dan tidak memperhatikan adiknya yang tengah mengalami masalah.

Keesok
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status