Share

Enggak Pah, Mamah gak keberatan.

Sepanjang perjalanan dari rumah sakit menuju kediaman Wijaya, Bryan tidak berhenti membahasa tentang harta warisan.

"Apa Papah akan segera membagi warisan?" tanya Bryan yang duduk di bangku depan, di samping pengemudi.

"Iya, Papah akan membaginya setelah kamu sembuh total," jawab Bram.

"Aku sudah sembuh Pah, jadi tidak masalah jika Papah membaginya dalam waktu dekat." Bryan benar-benar mendesak Ayahnya untuk segera membagi harta.

"Iya, nanti Papah hubungi Notaris dan Pengacara," sahut Bram.

Mobil itupun kembali hening hingga mereka tiba di kediaman Wijaya. Amel yang duduk di balkon, segera menuruni tangga setelah melihat mobil Bram masuk dari gerbang.

Wanita cantik itu menunggu di teras, bibirnya tersenyum lebar menyambut kepulangan anak sambungnya. Namun senyuman manis itu dibalas dengan tatapan sinis dari Bryan.

Bram yang melihat hal itu, langsung melingkarkan tangannya di pinggang Amel. Mengajak wanita cantik itu masuk ke dalam rumah.

"Bagaimana keadaan kamu?" tanya Amel.

Saat ini
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
walau Bram tetap ngasih harta warisan ke briyan , tapi ku harap briyan mengetahui jika dia bukan anak bram
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status