Share

Iya pah, aku janji.

Bram yang sedang bercumbu, harus berhenti oleh ketukan pintu. Ia melepaskan bibirnya dari bibir Amel, melangkah untuk membuka pintu. Sedangkan Amel bergegas ke kamar mandi.

"Pah, aku ingin bicara." Kata-kata itu menyambut Bram, saat pintu terbuka.

"Okay." Bram melangkah menuju ruang tamu yang terletak di lantai dua, dan diikuti oleh Bryan.

"Pah, aku tidak setuju wanita itu tinggal di rumah ini," ucap Bryan.

Bram menghela napas, "Tapi itu sudah keputusan Papa," ucapnya.

"Pah, tolong jaga perasaan Mama," keluh Bryan.

"Yan, Papah sudah berusaha menjaga perasaan Mama. Tapi apa! Pernahkah Mama menjaga perasaan Papah? Tidak," ucap Bram dengan lembut.

"Iya, aku tahu Mama selalu sibuk dengan bisnisnya dan mengabaikan kita. Tapi bukan berarti Mama tidak menyayangi Papah."

"Yan, Papah tidak marah dan Papah tidak kesal walupun Mama sibuk dengan bisnisnya. Tapi Papah kecewa saat Mama bermain gila di belakang Papah." Akhirnya kata-kata itu ke luar dari mulut Bram.

"Maksud Papah?" Bryan sangat ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status