Share

Bab 43

Iman merasa sudah sekuat mungkin berteriak. Tapi bang Edi masih juga tidak dapat mendengarnya.

"Dasar budek!" gerutunya kesal.

"Kamu ngatain Aku budek?" teriak Edi seraya menepuk helm yang Iman kenakan.

'Busyet, dah! Giliran ngomong begitu malah kedengeran." dumel Iman. Edi mendekatkan kepalanya.

"Kamu ngomong apa?"

"Besok Kita mancing lagi, ya!" Edi terlihat senang.

"Sip!" ia menunjukkan jempolnya. Mereka ini pemancing mania, tapi Edi tidak mau mengeluarkan uang untuk jajan mereka. Sementara Iman sangat royal dalam keadaan seperti ini dan Edi mengerti itu. Edi mengandalkan Iman untuk jajan, makan dan minum.

"Aku balik!" Edi menenteng korang ikan yang hanya beisi 2 ekor itu. Sebelum melangkah pulang ia tersenyum - lebih tepatnya - menyeringai pada Nisa. Nisa membalas dengan senyumnya.

"Kok sudah pulang, Pah?" Nisa heran melihat Iman sudah pulang. Padahal biasanya menjelang maghrib ia baru menunjukkan batang hidungnya.

"Ikannya mana? Nisa merasa lebih heran lagi. Iman tidak perna
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status